Liputan6.com, Jakarta - Memasuki masa pemilu, bakal capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) disebut kerap diterpa isu negatif. Untuk menghadapi hal tersebut, Jokowi lebih memilih memperkuat relawan di permukaan ketimbang melancarkan 'serangan udara' meski kini Gubernur DKI Jakarta tersebut punya 'senjata media' milik partai koalisi, Nasdem, yang dipimpin Surya Paloh.
Wasekjen PDIP Hasto Kristianto mengatakan, pihaknya meminta bantuan para relawan untuk menepis kabar miring soal Jokowi. Para relawan itu terdiri dari guru, pedagang, hingga tukang ojek.
"Ini lah yang kemudian direspons relawan. Ada relawan yang terdiri dari guru, pedagang kaki lima. Bahkan tukang ojek pun menjadi relawan untuk memberikan dukungan kepada jokowi," ujar Hasto di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2014).
Selain itu, Hasto mengungkapkan, PDIP juga telah menyusun tim kampanye untuk melakukan analisis kekuatan, data, sampai juru bicara untuk melancarkan jalan Jokowi bersaing dalam Pilpres.
"Sehingga ini merupakan satu kesatuan termasuk untuk mempersiapkan debat-debat kampanye. Tetapi, pada prinsipnya seluruh garis kebijakan Jokowi sebagai capres sudah disampaikan, tinggal kami menerjemahkan dalam bentuk kebijakan prioritas," jelasnya.
Jokowi sebelumnya mengaku tak memerlukan strategi 'serangan udara' dengan terus beriklan di media untuk memuluskan jalannya dalam pertarungan Pilpres 2014. Pria yang karib disapa Jokowi itu justru lebih memilih meningkatkan kekuatan di darat yaitu kader dan relawan PDIP. Sebab, ia meyakini kekuatan di bawah lebih efektif daripada serangan udara.
"Ya karena kekuatan kita ada di rakyat, relawan, kader partai yang bergerak. Kalau kita ngandalin serangan udara ya mau bagaimana. Relawan itu penting karena nggak punya udara. Mereka mengorganisasi diri sendiri. Jumlahnya ngga pernah hitung tapi ribuan," jelas Jokowi, Jumat 18 April lalu.
Diterpa Isu Negatif, Jokowi Siapkan Relawan Guru dan Tukang Ojek
Wasekjen PDIP Hasto Kristianto mengatakan, pihaknya meminta bantuan para relawan untuk menepis kabar miring soal Jokowi.
Advertisement