Sukses

Ahok: Sayang di Jakarta Masih Banyak yang Terima Politik Uang

"Seharusnya warga dapat memilih untuk menguji karakter mereka," kata Ahok.

Liputan6.com, Jakarta - Staf pribadi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Yudha Permana dan Michael Victor Sianipar, gagal melenggang ke DPRD DKI Jakarta dalam Pemilihan umum legislatif (Pileg) 2014. Namun, Basuki alias Ahok mengaku tidak mempermasalahkan itu. Karena kedua stafnya itu tidak melakukan politik uang sebagaimana yang umumnya terjadi di kalangan caleg-caleg senior.

"Untuk pemula, mereka itu kan nggak mau kasih uang, itu yang jadi masalah. Makanya, saya bilang, saya sayangkan di Jakarta masih banyak yang terima uang," ujarnya di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (29/4/2014).

Ia menambahkan jika di Jakarta ada DPRD tingkat II Kabupaten/Kota seperti di Bangka Belitung, Yudha dan Michael diyakininya mampu lolos menjadi anggota legislatif karena sudah berhasil mengumpulkan sekitar 3.000 suara. Sebab, menurutnya panggung politik yang paling murah dan paling mudah diraih adalah DPRD tingkat II.

"Itu yang saya bilang, ketika semua orang pakai uang, ini masih ada 2 orang jujur, seharusnya warga dapat memilih untuk menguji karakter mereka. Tapi, sudah ada 3.000-an lebih warga yang memilih mereka ya sudah bagus," ucap dia.

Kedua staf pribadi Ahok itu sebelumnya mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari Partai Gerindra. Namun berdasarkan rapat pleno penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI, perolehan suara keduanya tidak mencukupi untuk mendapatkan 1 kursi di DPRD DKI Jakarta yang syaratnya 35.000 suara.

Yudha merupakan calon legislatif DPRD DKI dari dapil 10 Jakarta Barat dengan nomor urut 6. Ia hanya memperoleh 4.439 suara. Sementara, Michael menjadi caleg dapil 1 Jakarta Pusat dengan nomor urut 11 dan hanya memperoleh 3088 suara.

Video Terkini