Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bakal calon presiden tengah bergerilya mencari dukungan politik untuk maju dalam Pilpres 2014. Namun, sebagian besar masih malu-malu mengungkapkan bahwa safari politiknya bertujuan menjalin koalisi.
Peneliti Senior Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo mengatakan, pertemuan para tokoh politik merupakan hal biasa. Namun pertemuan tersebut jauh lebih elegan bila mereka berterus terang ada pembicaraan koalisi.
"Menurut saya banyak yang tidak terbuka, malu-malu mengungkapakan hasil pembicaraan dalam pertemuan tersebut. Saya kira akan lebih elegan bila terus terang bahwa pertemuan tersebut untuk negosiasi koalisi atau untuk membicarakan pasangan capres-cawapres," ujarnya di Jakarta, Jumat (2/5/2014).
Apakah efek yang ditimbulkan dari ketidakterus-terangan para pimpinan parpol dalam mengungkapkan hasil pertemuan tersebut, Karyono menjelaskan tentu melahirkan dampak positif dan negatif.
"Positifnya tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan. Mengapa? Karena dalam pertemuan tersebut, tentu menyangkut deal politik yang disepakati atau tidak disepakati. Apabila hal itu diungkap ke publik bisa menimbulkan polemik," ujarnya.
"Negatifnya, budaya politik semacam ini bisa menimbulkan kesan hipokrisi (kemunafikan) politik."
Sebelumnya Mahfud MD menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Kantor DPP Nasdem, Jakarta Pusat. Mantan Ketua MK itu menyebut tak ada yang spesial dari pertemuan tersebut.
"Kali ini saya ketemu lagi dengan beliau membahas bersama situasi kenegaraan kita. Intinya masalah-masalah besar bangsa," kata Mahfud usai bertemu dengan Surya Paloh, Rabu, 30 April 2014.
Pertemuan selama 1,5 jam itu pun mendiskusikan beberapa masalah. Sedikitnya ada 2 hal yang menjadi perhatian dalam diskusi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu dengan Surya Paloh.
Hipokrisi Politik Dinilai Menjangkiti Para Bakal Capres
Sejumlah bakal calon presiden tengah bergerilya mencari dukungan politik untuk maju dalam Pilpres 2014.
Advertisement