Sukses

Dinilai Punya Visi Kerakyatan, Jokowi Didukung Buruh Jadi RI 1

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea menilai, Jokowi memiliki karakter yang peduli kepada kaum buruh.

Liputan6.com, Jakarta - Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) berharap, bakal Capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2014 mendatang. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea mengatakan, mantan Wali Kota Solo itu memiliki karakter yang peduli kepada kaum buruh.

"Pastinya Jokowi memiliki visi kerakyatan, dia sebelum menjadi presiden. Dia di Jakarta punya Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan pastinya kalau menjadi presiden memiliki visi buruh. Kami berharap tentu ada kartu pintar untuk rakyat Indonesia," kata Andi di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Menurut Andi, KSPSI mendukung penuh Jokowi sebagai presiden. Namun terkait adanya perpecahan di tubuh buruh, ia tak sependapat. Sebab, soal pilihan politik tentu ada perbedaan pandangan.

"Tidak ada perpecahan, kan tuntutan kita outsoucing dan pilihan politik kami mendukung Jokowi sebagai presiden. Tuntutan kami sama, tapi pilihan politik berbeda dan itu biasa di pergerakan buruh di Indonesia," jelasnya.

Andi mengklaim, aksi buruh siang ini tidak bermuatan politik. Sebab, para buruh hanya mendukung capres yang memiliki visi yang pro kepada kaum buruh.

"Kita semua independen, karena gini, presiden memberi kebijakan semua produk-produk buruh. Apa yang dilakukan presiden, kami berharap punya tanggung jawab moral kepada kaum buruh," pungkas Andi.

Pada perayaan ulang tahun ke-41 KSPSI di Istora Senayan, Jakarta, Selasa 25 Februari lalu, Jokowi juga hadir. Dia berharap kesejahteraan buruh terus meningkat.

"Ya, saya kira semuanya samalah, pemerintah dan pekerja sama terus bekerja. Saya harap teman-teman semua meningkat kesejahteraannya," ungkap Jokowi di hadapan ribuan buruh KSPSI.

Kesejahteraan itu, kata Jokowi, berupa kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi) -- yang kini Rp 2,4 juta -- maupun fasilitas yang diberikan Pemprov DKI, misalnya Kartu Jakarta Sehat (KJS).

"Saya kira itu fungsi-fungsi pemerintah yang harus sampai kepada warganya," ujarnya.

Pada saat itu, ada sekitar 17.000 buruh menghadiri acara tersebut. Kegiatan itu diawali aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR RI menuju Istora Senayan. (Mut)

Video Terkini