Liputan6.com, Jayapura Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Nafri dipalang oleh massa pendukung calon legislatif (caleg) asal Kampung Nafri, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua. Mereka tidak lolos dalam Pemilihan Umum Legislatif 9 April lalu. Dalam aksinya, massa juga melibatkan kaum perempuan.
Kepala Kampung Nafri, Zakarias Hanuebi menuturkan aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas tidak lolosnya 12 caleg dari masyarakat Port Numbay. Pihaknya hanya berharap ada 1 orang yang dapat duduk di kursi legislatif setempat, agar dapat menampung aspirasi masyarakat Port Numbay.
"Jika aspirasi kami ini tidak didengar dan dipenuhi oleh penyelenggara pemerintahan dan penyelenggara pemilihan umum, maka TPA ini akan kami tutup, dan masyarakat Nafri akan terus memalang aset-aset pemerintah yang ada di Port Numbay," jelasnya ketika ditemui di lokasi kejadian, Senin (5/5/2014).
Dalam aksinya, massa sempat ditemui Danton Satgas Letda Inf Nur Ikhlas agar massa tidak melakukan penahanan truk sampah. "Sebab aksi dapat mengganggu arus lalu lintas dan aktivitas masyarakat yang akan pergi ke kantor maupun aktivitas lainnya," pinta Nur.
Namun permintaan Nur tak didengar oleh massa yang tetap memalang TPA. Kemudian sekitar pukul 12.00 WIT, 1 pleton polisi bersenjata lengkap mengawal 40-an truk sampah yang sejak pagi tertahan di sekitar Nafri. Massa pun mundur perlahan.
Kepala Bagian Operasional Polres Jayapura Kota Kompol Bahar Tusiba mengatakan pihaknya akan mengawal TPA, agar tak ada hambatan kembali dalam aktivitas pembuangan sampah. "Tempat ini akan tetap kami jaga dan kami berharap tidak ada pemalangan kembali," ucap Bahar. (Mut)
Caleg Tak Lolos, Massa Pendukung Palang Tempat Pembuangan Sampah
1 Pleton polisi bersenjata lengkap akhirnya mengawal 40-an truk sampah yang sejak pagi tertahan di sekitar Nafri.
Advertisement