Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah lembaga survei mulai meramu sejumlah tokoh untuk dijadikan cawapres mendampingi capres dari PDIP Jokowi. Seknas Jokowi pun meminta Gubernur DKI Jakarta itu memilih cawapres tak berdasarkan hasil survei semata.
"Dalam penentuan cawapres, masyarakat menginginkan Jokowi benar-benar bijak, strategis, dan tepat. Bijak berarti bahwa Jokowi tidak boleh hanya mengandalkan sumber informasi yang berasal dari hasil-hasil survei," ujar Presidium Seknas Jokowi Dadang Juliantara dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Dadang mengatakan, masyarakat percaya bahwa Jokowi memiliki banyak sumber informasi mengenai cawapres yang pantas dan berkualifikasi. Oleh sebab itu, semua informasi yang masuk hendaknya diterima dengan baik, untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
"Strategis berarti bahwa pilihan cawapres hendaknya mencerminkan suatu keputusan politik yang punya makna suatu spirit baru, tenaga baru dan model kepemimpinan baru. Dari aspirasi yang masuk kepada Seknas, sangat kuat adanya harapan masyarakat yang menginginkan agar Jokowi menjadi bagian penting dari proses regenerasi politik," bebernya.
Jokowi juga diminta dapat membuka ruang kesempatan yang besar kepada angkatan baru untuk memimpin negara. Seknas menyiratkan agar Jokowi tak berpasangan dengan cawapres yang lebih tua secara umur.
"Agar Jokowi dan pasangannya, benar-benar menjadi pasangan ideal, saling mengisi dan saling melengkapi, serta dapat bekerjasama secara baik," jelas Dadang.
Selain itu, Dadang menambahkan, figur cawapres Jokowi harus mempunyai kekuatan dan kemampuan politik yang nyata dan dapat diandalkan untuk ikut menambah suara, sehingga Jokowi dapat memenangkan pilpres secara bermakna. "Artinya, cawapres harus memiliki gabungan antara kemampuan dalam mendampingi Jokowi mengelola negara dan kemampuan untuk ikut menggerakkan mesin pemenangan," pungkas Dadang.
Paham Ekonomi dan Hukum
Jokowi, sebelumnya, mengatakan 3 nama bakal calon wakil presiden yang sudah ia kantongi saat ini telah mengerucut menjadi satu nama. Satu nama itu dipastikan oleh Jokowi akan mendampinginya sebagai cawapres pada pemilu presiden 9 Juli mendatang.
"Saat ini sudah ada namanya kok, nanti diumumkan. Jadi orang yang sabar dong," ucap Jokowi usai bertemu duta besar negara-negara di benua Amerika untuk Indonesia di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa 6 Mei kemarin.
Jokowi mengatakan, nama cawapresnya itu akan diumumkan paling cepat pada 9 Mei, bertepatan dengan pengumuman hasil rekapitulasi perolehan suara pemilu legislatif oleh KPU. ‎Namun, lanjutnya, pengumuman cawapres di hadapan publik masih dapat berubah.
"Pengumumannya kalau tidak mundur lho ya, antara tanggal 9 sampai dengan 14," ucapnya.
Jokowi pun menyebut kriteria cawapresnya yang masih misterius itu merupakan sosok yang paham mengenai hukum di Indonesia, namun di satu sisi juga memahami masalah perekonomian. "Ya kalau bisa memang ahli hukum yang tahu ekonomi," ucapnya singkat.
Jokowi Diimbau Tak Pilih Cawapres Hasil Survei
Sejumlah lembaga survei mulai meramu sejumlah tokoh untuk dijadikan cawapres mendampingi capres dari PDIP Jokowi.
Advertisement