Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden PDIP Joko Widodo atau Jokowi menggelar safari politik dengan mengunjungi sejumlah pesantren dan tokoh Islam di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Langkah itu pun dinilai sebagai wujud komunikasi bersahaja Jokowi kepada kalangan Islam.
"Sowan capres Joko Widodo itu lebih banyak meminta pendapat, masukan, dan juga dukungan doa agar diberikan wapres yang bisa bekerja sama dan berperan aktif membangun negeri ini," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Kebangkitan Baru (KIB) Reinhard Parapat kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Reinhard menambahkan, pihaknya memuji langkah Jokowi yang sowan kepada dua ormas Islam terbesar di Indonesia itu. Hal ini dinilai akan menjadi daya tarik tersendiri dalam memelopori gerakan moral yang melibatkan tokoh baik dari NU maupun Muhammadiyah.
"Sebagai corong terdepan untuk memberitakan kejujuran, kebaikan, kebenaran khususnya agar Pilpres 2014 nanti tidak terjadi kecurangan secara masif dan tersistematis," paparnya.
Dengan sowan ke tokoh Islam, kata dia, Jokowi akan diterima dan dekat dengan masyarakat khususnya kalangan umat Islam. Kendati begitu, pihaknya meminta Jokowi agar terus berkomunikasi jika ia terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2014 mendatang.
"Terus komunikasi meminta saran dan pendapat para kiai," tandas Reinhard.
Pada Sabtu-Minggu 3-4 Mei 2014 lalu, Jokowi menyambangi sejumlah daerah di Jawa. Dalam kunjungan itu, ia bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Pria yang juga Gubernur DKI itu menemui mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafi'i Maarif kemudian adik mendiang Presiden Abdurrahman Wahid, Solahuddin Wahid, Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) K.H. Abdul Aziz Manshur, dan Khofifah Indar Parawansa.
Beberapa pondok pesantren juga tak luput ia kunjungi. Di antaranya Pesantren Giri Kusumo, pimpinan K.H. Munif Zuhri di Demak. Di tempat ini, Jokowi didoakan jadi presiden.
Selain itu, Jokowi juga melihat Pesantren Al-Anwar yang dipimpin K.H. Maemun Zubair di Rembang dan Pesantren Alfadllu, pimpinan K.H. Dimyati Rois di Kendal Semarang. (Ans)