Sukses

Selain Ical, 6 Kader Golkar Juga Diusulkan Jadi Cawapres

Bakal capres Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical dikabarkan bakal mengalah untuk menjadi cawapres untuk capres dari Prabowo Subianto.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal capres Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical dikabarkan bakal mengalah dengan menjadi cawapres Prabowo Subianto. Namun, harus melalui mekanisme rapat pimpinan nasional (Rapimnas).

"Ical dideklarasikan di Rapimnas V, tidak bisa seenaknya turun jadi cawapres. Kalau mau turun grade (jadi cawapres), harus diputuskan dalam Rapimnas VI," kata Ketua Umum Satkar Ulama Ali Yahya di Jakarta, Kamis (8/5/2014). Satkar Ulama merupakan salah satu ormas sayap Partai Golkar.

Namun jika suatu saat nanti rapat penentuan cawapres diselenggarakan Partai Golkar, Ali mengusulkan 6 tokoh lain selain Ical. Keenam orang ini dinilai mampu berkontribusi sebagai RI 2.

"3 Orang diusulkan Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, dan Luhut Panjaitan. Ada tokoh muda, Priyo (Budi Santoso), Agung Laksono. Dan ada tokoh senior dan mumpuni, Ginandjar Kartasasmita," pungkas Ali.

Sulit Cari Mitra Koalisi?

Hingga saat ini, Partai Golkar belum memiliki teman koalisi resmi, meski ketua umumnya Aburizal Bakrie telah melakukan pertemuan 2 kali dengan Ketua Dewan Pertimbangan sekaligus capres Gerindra Prabowo Subianto.

Ketua DPP Golkar Hajriyanto Thohari menilai, partainya tak kesulitan mencari teman koalisi. "Tidak ada hambatan, tidak ada kesulitan, tidak ada kesusahan bagi Partai Golkar," ujar Hajriyanto kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu 7 Mei 2014.

Wakil Ketua MPR itu juga mengatakan partainya tidak merasa harus buru-buru menentukan koalisi. Pendaftaran terakhir capres-cawapres jatuh pada 18 Mei sampai 22 Mei mendatang dan dinilai cukup untuk menentukan arah koalisi.

"Masih ada waktu yang cukup panjang. Sebagai parpol pemenang kedua dengan sekitar 14,5% suara, Partai Golkar tetap yakin," ujarnya.

Hajriyanto menerangkan tak hanya Golkar yang belum mendeklarasikan teman koalisi, masih banyak partai lain yang serupa. Salah satu alasannya adalah kesulitan mencari cawapres. (Yus)