Liputan6.com, Jakarta Dua kandidat capres yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto akhirnya mendeklarasikan cawapresnya. Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) dan Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Hasil pengamatan Politica Wave menemukan, kenaikan pembicaraan soal capres-cawapres di media sosial yang signifikan. Atau hampir dua kali lipatnya pada hari deklarasi tersebut.
"Periode 00.00-16.00, yakni dari 40.531 buzz menjadi 90.523 buzz yang didominasi oleh percakapan mengenai Jokowi-JK dengan jumlah percakapan sebesar 74.355 buzz dan Prabowo–Hatta Rajasa sebesar 16.168 buzz," terang pendiri Politica Wave Yose Rizal kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Jumlah percakapan yang meningkat tajam, juga dibarengi dengan jumlah netizen yang membicarakan topik tersebut. Di mana terjadi lonjakan pula sejak Senin kemarin. "Percakapan Jokowi–JK meningkat dari 13.007 menjadi 26.944 sementara Prabowo–Hatta sebelumnya dibicarakan oleh 2.761 meningkat menjadi 5.529 netizen," jelas Yose.
Yose menerangkan, peningkatan tidak saja terjadi terhadap jumlah percakapan dan jumlah netizen yang mempercakapkan. Tapi juga secara umum terjadi peningkatan terhadap nilai sentimen positif keempat tokoh tersebut. Tokoh yang mendapat kenaikan tertinggi dalam nilai sentimen adalah JK.
"JK yang bergerak dari 1.483 menjadi 14.022 atau naik hampir 10 kali lipatnya dalam satu hari," ujarnya.
Hasil Analisa Politica Wave juga menemukan, sejumlah isu yang saat ini mendominasi percakapan, baik pasangan Jokowi–JK maupun Prabowo–Hatta, yang terkait acara pendeklarasian yang berlangsung berbarengan di hari yang sama. Selain itu, juga terdapat dukungan dari sejumlah partai bagi kedua capres tersebut.
"Terutama bergabungnya Golkar ke koalisi Indonesia Raya yang dipimpin oleh Gerindra. Kedua topik utama tersebut memicu reaksi positif yang besar dari netizen," ujarnya.
Selain dampak di media sosial, Jokowi-JK mendapat banyak apresiasi positif dan dukungan yang sangat besar. Terutama untuk topik yang berkaitan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan apresiasi terhadap nilai tukar rupiah yang menandakan pasangan Jokowi–JK diterima dengan baik oleh pasar.
Yose juga mengatakan ada isu negatif yang ditemukan, terkait pasangan Jokowi-JK di media sosial. Terutama mengenai Jokowi yang masih disebut capres boneka dan duet Jokowi–JK yang disebutkan sebagai duet yang prospektif namun penuh duri.
Di sisi lain, pasangan Prabowo–Hatta Rajasa mendapat sentimen negatif yang cukup besar di media sosial, dengan topik mengenai percakapan seputar partai–partai pendukung. Di antaranya adalah ketakutan netizen bahwa partai–partai tersebut adalah partai yang anti-pluralisme dan anti-KPK. Serta isu belum adanya Ibu Negara Prabowo dan isu kabinet bagi-bagi kursi.
Yose juga menuturkan ada beberapa hashtag menarik yang digunakan, yakni #selamatkanIndonesia dan #prabowoforpresident yang banyak digunakan pendukung Prabowo–Hatta. Sementara pasangan Jokowi –JK, hashtag yang digunakan cukup beragam, di antaranya #jokowijk, #Indonesiahebat, #siapapunwakildukungJW dan #kitapilihjokowi.
"Dari hasil analisis di atas bisa disimpulkan bahwa 'peperangan' menuju RI I sudah semakin memanas, khususnya di kanal digital," pungkas Yose.
Perang Kursi RI 1 Memanas, Jokowi-JK Unggul di Media Sosial
Hasil pengamatan Politica Wave menemukan, kenaikan pembicaraan soal capres-cawapres di media sosial yang signifikan.
Advertisement