Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bersama PPP, PKS, PAN, dan PBB. PDIP pun merasa dikeroyok.
"PDI Perjuangan kan biasa dikeroyok. Jadi ya sudah," kata Megawati di sela Rakornas PDIP, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Megawati menambahkan, PDIP tak mau bersikap arogan dalam proses pemenangan Jokowi dan JK sebagai capres dan cawapres. "Buat PDI Perjuangan saya kira bukannya arogan atau terlalu percaya diri, tapi kami sudah memang merencanakan 10 tahun. Bayangkan kita kan tidak disibukkan masalah pemerintahan karena tidak berada di dalam," ujar dia.
"Jadi konsolidasi partai memang lebih mantap, kami hanya tinggal melanjutkan hal-hal yang telah dipersiapkan selama ini."
Sementara Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo menyatakan alasan partainya gagal menjalin koalisi dengan Partai Golkar karena tidak terjadi kesepakatan antara Megawati dan Aburizal Bakrie.
"Jokowi sudah ketemu 2 kali. Saya sudah berdiskusi panjang dengan Sekjen Golkar. Dengan Megawati 2 kali terakhir tetap nggak deal, meski sudah ketemu 4 mata," ungkap Tjahjo.
Walau begitu, ia berkelit saat ditanya lebih jauh soal apa deal yang tidak terjadi itu. Dia malah meminta untuk menanyakan hal itu langsung ke Partai Golkar.
"Tapi pasti ada sesuatu, tanya ke Golkar, Golkar yang tadinya menggebu, tapi jadi gagal. Padahal tadinya dia sendiri yang mengatakan, termasuk rencana deklarasi di pasar (Gembrong)," tandas Tjahjo.
Partai Golkar melalui Ketua Umumnya Aburizal Bakrie memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra pada Pilpres 2014 mendatang. Partai Gerindra bersama partai koalisinya memutuskan untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Sementara PDIP dan partai koalisinya memutuskan untuk mengusung Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Adapun JK, diketahui merupakan bekas Ketua Umum Partai Golkar.
Golkar Dukung Prabowo, Megawati: PDIP Biasa Dikeroyok
Partai Golkar resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bersama PPP, PKS, PAN, dan PBB.
Advertisement