Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat menyatakan sikap politiknya menyambut Pilpres 9 Juli adalah tak bergabung ke kubu capres manapun. Baik Jokowi atau Prabowo.Keputusan ini sesuai dengan hasil Rapimnas Demokrat yang digelar 18 Mei 2014.
"Tidak bergabung secara formal dengan kubu capres Jokowi atau kubu capres Prabowo Subianto," kata Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Menteri Koperasi dan UKM itu menerangkan, meski tak mendukung capres manapun, bukan berarti Kader Demokrat akan bersikap golput. Pada masa kampanye, lanjut Syarief, para kader partai pimpinan SBY harus melihat visi-misi para capres untuk menjatuhkan pilihannya pada saat pencoblosan.
"Sungguh pun tak gabung secara formal dengan kubu tersebut, istilah pers non-blok, tidak berarti kader PD golput. Suara PD akan diberikan capres dan cawapres yang punya plaform yang segaris dengan PD," ujarnya.
"Pada saatnya nanti Partai Demokrat akan tentukan ke mana suara diberikan melalui mekanisme organisasi," tambah suami Inggrid Kansil itu.
Tak hanya itu, pada pemerintahan mendatang Partai Demokrat akan mengkritisi platform solusi para capres yang janji-janjinya sulit terealisasi. Syarief meminta agar kebijakan SBY yang sudah baik tak disetop melainkan dilanjutkan oleh Presiden RI selanjutnya.
"Kebijakan dan program SBY yang benar-benar diterima dan disukai rakyat, dilanjutkan bahkan ditingkakan. PD mempersilakan presiden mendatang untuk perbaiki yang belum baik di era SBY. Tapi yang sudah baik hendaknya dipertahankan," pungkas Syarief. (Mut)
Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan menjelaskan, meski belum mendukung Jokowi atau Prabowo, pihaknya tak menyuruh kadernya golput.