Liputan6.com, Jakarta - Pusat Informasi Relawan (PIR) Jokowi untuk Indonesia menghimpun puluhan kelompok relawan pendukung pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, untuk bertukar pikiran terkait strategi pemenangan pasangan yang diusung PDIP bersama partai koalisinya.
"Sekarang kita diskusi, brainstroming mereka punya ide dan pendapat untuk pemenangan, kita tampung," ujar Sekretaris PIR Horjani Dewati Hutagalung di Sekretariat PIR yang berada di Gedung DPP Partai Nasdem, Jakarta, Rabu (21/5/2014) malam.
Berdasarkan data yang dihimpun PIR, Horjani berujar, pertemuan tersebut dihadiri 35 kelompok relawan. Seluruh kelompok tersebut telah mendeklarasikan dukungan mereka kepada Jokowi.
Di tempat yang sama Ketua PIR Marthin Manurung mengatakan, dibutuhkan kesolidan para relawan untuk pemenangan Jokowi dan JK dan memerangi kecurangan yang diduga akan digencarkan poros lainnya.
"Kita harus melawan satu poros yang punya sumberdaya yang memungkinkan adanya tindakan kecurangan atau aksi di belakang layar yang bisa merusak suara rakyat," ujar Marthin.
Relawan Kedaerahan Hingga Profesi
Tak hanya PIR, relawan Jokowi sebelumnya telah lama muncul. Sebut saja Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP). Bara JP merupakan salah satu komunitas relawan yang mendukung sekaligus mendorong pencalonan Jokowi sebagai presiden 2014. Kelompok ini lahir dari Kongres Relawan Jokowi Sedunia di Bandung pada 15 Juni 2013.
Para penggagas kongres tersebut di antaranya Sihol Manullang, Syafti Hidayat, Utje Gustaaf Patty, Roy Marten, Ferdinandus Semaun, dan Arief Priatna Suwendi.
Kongres di Gedung Indonesia Menggugat itu menghasilkan keputusan penting. Yakni petisi yang meminta Megawati Soekarnoputri dan PDIP mencalonkan Jokowi sebagai Presiden RI 2014 sebelum Pileg 2014. Petisi itu ditargetkan mendapat sokongan 15 juta tanda tangan pendukung Jokowi.
Bara JP lantas mulai memperluas jaringan. Wakil Direktur Komite Nasional Bara JP, Ferdinand Hutahayan, mengklaim bahwa komunitasnya memiliki sekitar 10.000 posko yang tersebar di 34 provinsi dan 76 negara. "Komunitas ini mandiri. Tidak dibentuk oleh partai atau Jokowi," kata Ferdinand.
Meski menyebut diri bukan organisasi formal, Bara JP dilengkapi dengan struktur kepengurusan, mulai tingkat pusat (DPP), DPD, dan DPC dengan alat kelengkapan organisasi seperti ketua umum, dan sekretaris jenderal.
Latar belakang para pengurus ini beragam. Ada dari kalangan pengusaha, advokat, wartawan, aktivis gerakan mahasiswa dan lain-lain. "Tak ada relawan Bara JP yang mengejar jabatan atau proyek-proyek tertentu jika Jokowi jadi presiden," ujar Ferdinand menegaskan.
Saat ini, menurut Ferdinand, komunitasnya tengah mempersiapkan beberapa program untuk menaikkan elektabilitas Jokowi. Di antaranya adalah sosialisasi dari pintu ke pintu untuk memperkenalkan Jokowi kepada masyarakat. Seluruh kegiatan Bara JP, dibiayai sendiri oleh para relawan.
Contoh pengelolaan pendanaan swadaya dilakukan Bara JP Jawa Barat. Para relawan mengumpulkan biaya kegiatan, antara lain melalui penjualan kaus bergambar Jokowi. Harga kaus dibanderol Rp 40.000-Rp 50.000.
"Banyak yang beli. Bahan kausnya tidak murahan dan desainnya bagus," kata Koordinator Bara JP Jawa Barat, Dwi Soebahwanto.
Bara JP bukan satu-satunya kelompok relawan pendukung Jokowi yang mengklaim punya jaringan luas. Menyebut beberapa nama lain dalam daftar ini adalah kelompok Pro-Jokowi (Projo), Forum Jokowi for Presiden 2014 (JKW4P), dan Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi.
Sekretaris Jenderal Seknas Jokowi, Dono Prasetyo menyebutkan, pihaknya tengah fokus percapaian target perwakilan di 100 kabupaten/kota di 30 provinsi di Indonesia. Pada 9 Juli nanti ditergetkan sudah memiliki posko di tingkat kecamatan.
Seknas Jokowi dideklarasikan 15 Desember 2013 di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Deklarator kelompok ini berjumlah 100 orang yang sebagian besar aktivis 1980-an. Jumlah relawannya kini diperkirakan lebih dari 2.000 orang.
Advertisement
Itu belum termasuk sumbangan sub kelompok relawan bentukan seknas yang lain, seperti Seknas Perempuan, Seknas Muda, Seknas Petani, dan Seknas Perawat.
Kegiatan seknas bermacam-macam. Mulai diskusi rutin mingguan, penerbitan buku, dan sejumlah kegiatan sosialisasi pencapresan Jokowi melalui website, media cetak dan media sosial. Sasarannya ke bawah: basis massa.
Seknas yang bermarkas di Jalan Brawijaya Nomor 35, Jakarta Selatan, ini juga ikut urun rembuk merumuskan semacam GBHN untuk Jokowi melalui penerbitan buku Jalan Kemandirian Bangsa.
Berbeda dari seknas, Jokowi Advanced Social Media Volunteers (Jasmev) 2014 tidak memiliki kantor fisik dan zonder struktur kepengurusan yang baku.
Itu dimungkinkan karena kelompok ini bermain di wilayah media sosial untuk menyebarluaskan informasi positif, menangkis kampanye hitam yang beredar di dunia maya dan menjadi wadah fans club Jokowi.
Jasmev 2014 bermula dari Jokowi Ahok Social Media Volunteer yang eksis mendukung dua nama itu di ajang pemilu Gubernur DKI Jakarta dua tahun lalu. Setelah Jokowi-Ahok dilantik, forum ini vakum dan baru dihidupkan kembali sebagai wadah pendukung Jokowi menjelang Pileg 2014. Tepatnya, Jasmev 2014 dideklarasikan pada 27 Maret lalu di kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Jasmev 2014 setidaknya beranggotakan 4.500 relawan media sosial aktif yang tersebar di 15 wilayah Indonesia yang 60% di antaranya bermukim di Jakarta. Mereka bekerja di kantor masing-masing, di rumah dan dunia maya, tidak ada posko khusus.
Di luar kelompok-kelompok tadi, Jokowi memiliki puluhan komunitas relawan yang lain. Tidak semuanya dikoordinasikan dari Jakarta. Beberapa di antaranya lahir di daerah-daerah. Contohnya, Sahabat Rakyat yang berdiri di Makassar, Sulawesi Selatan. Posko ini mengonsentrasikan penyebaran jaringan relawan di kawasan Timur Indonesia.
Sementara itu, di Papua ada Relawan Papua untuk Jokowi (Lapak) yang mengakomodasi pendukung di enam wilayah di Bumi Cendrawasih yakni Jayapura, Sorong, Manokwari, Biak Numfor, Mimika, dan Merauke.
Selain berbasis kedaerahan, para relawan Jokowi juga menghimpun diri berdasarkan profesi. Seperti Entrepreneur and Professional for Jokowi (EP for Jokowi). Tidak ketinggalan relawan berbasis kampus seperti Alumni ITB, Alumni Universitas Trisakti, dan Alumni Bulaksumur.