Sukses

JK Ingatkan Warga NU Jatim soal Kampanye Hitam

Di hadapan perwakilan guru se Jatim, JK juga berjanji akan tingkatkan kesejahteraan guru.

Liputan6.com, Surabaya Cawapres Jusuf Kalla bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, berziarah ke makam Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Ahmad Rahmatullah, di kawasan Semampir, Surabaya.

Pria yang akrab disapa JK itu sempat berpesan kepada perwakilan para guru di Jawa Timur, bahwa dirinya bersama Jokowi tidak akan menghapus tunjangan guru, layaknya isu fitnah yang beredar selama ini.

"Program kita meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan guru, mana mungkin kita hapus (tunjangan)? Tidak mungkin keluar dari mulut Pak Jokowi atau mulut saya seperti itu," tegas JK, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (25/5/2014) petang.  

JK berterima kasih kepada PKB dan Muhaimin, karena memutuskan bersama-sama untuk berjuang demi Indonesia yang lebih baik.

"Kita punya kebersamaan cita-cita, sama-sama ingin mencapai hasil baik. Tujuan NU kan selalu tingkatkan kemaslahatan umat. Kita mulai dengan pendekatan yang baik, mulai dari desa menyebar ke mana-mana," tandas JK.  

Ziarah ini dilakukan usai JK menghadiri tasyakuran kemenangan PKB Jawa Timur di kawasan Blauran, Surabaya. Kegiatan ini juga bagian rangkaian silaturahmi dengan pengurus besar Nahdlatul Ulama se Jawa Timur.

Dalam kesempatan bertatap muka dengan warga nahdliyin, JK juga berpesan, agar warga nahdliyin tidak mengindahkan kampanye hitam yang ditujukan kepada pasangan Jokowi-JK.

Menang Mutlak

Pada kesempatan sama, Muhaimin yang lebih akrab disapa Cak Imin itu menjamin, pasangan Jokowi-JK menang mutlak di Jawa Timur pada Pilpres 9 Juli mendatang, dengan dukungan basis massa NU.

"Kita hanya punya waktu 40 hari untuk all out berjuang. Di Jawa Timur kita jamin insyaallah Jokowi-JK menang mutlak, dengan fakta PKB sebagai pemenang di Jatim (pileg lalu) dan PDIP nomor dua," kata Cak Imin.

Menurut Cak Imin, JK bukan 'barang baru' di kalangan warga nahdliyin. Kemenakan Gus Dur itu menyebut JK, sebagai bagian dari pengurus besar NU dan penggerak massa NU di Sulawesi Selatan.

"JK bukan orang baru di lingkungan NU. Kalau ada calon di keluarga NU, kenapa harus pilih yang lain?" bujuk Cak Imin.

Cak Imin menegaskan, pasangan Jokowi-JK merupakan pemimpin yang memiliki kesantunan dan kesabaran. Dua poin itu, menurutnya, dapat menjadi modal menegakkan demokrasi di Indonesia.

"Demokrasi bisa selamat dengan pemimpin santun, sabar, tidak egois. Semua mengakui dalam manajemen demokrasi, kesabaran jadi modalnya. Kalau demokrasi tidak aman, tidak nyaman, terancam dengan fasisme dengan emosi, dengan kekangan, demokrasi tidak pernah sehat," sebutnya. (Ant/Rmn)

Video Terkini