Sukses

Jokowi-JK Dinilai Jiwai Ideologi Pancasila

Jokowi-JK, dalam kesehariannya dinilai secara orisionil telah membuktikan orientasinya, yakni rakyat dan kerakyatan.

Liputan6.com, Jakarta Ferry Mursyidan Baldan, juru bicara tim pemenangan pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menilai, pasangan Jokowi-JK menjiwai ideologi Pancasila. Sehingga keduanya tidak diragukan berkiblat dan berorientasi kepada rakyat dan kerakyatan.

"Saya mengajak segenap masyarakat untuk bersama saya memilih pemimpin yang memiliki ideologi, memegang teguh ideologi, menghayati ideologi dan melaksanakan atau mengoperasionalkan ideologi yang dihayatinya tersebut," kata Ferry, Jakarta, Minggu (1/6/2014).

Ferry yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem ini mengatakan, 1 Juni ini bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Tetapi bagi pasangan Jokowi-JK, 1 Juni adalah hari peneguhan ideologi bersamaan dengan penarikan nomor urut, sebagai peserta Pilpres 9 Juli mendatang.

Menurut Ferry, bangsa ini sudah terlalu lama digadaikan kepada pemimpin yang tidak memiliki ideologi, sehingga orientasinya menjadi kabur. Pemimpin yang tidak menghayati, apalagi melaksanakan ideologi Pancasila, akan mengenyampingkan rakyat dalam kepemimpinannya.
Pemimpin tanpa ideologi hanya mendengarkan suaranya sendiri, bukan suara rakyat.

"Jokowi-JK, dalam kesehariannya secara orisionil telah membuktikan orientasinya, yakni rakyat dan kerakyatan. Jokowi-JK tidak mengada-ada, tetapi selalu asli dengan diri mereka tanpa ada polesan," ujar Ferry.

Siapapun, lanjut Ferry, pasti mengatakan Jokowi-JK tidak sedang melakukan pencitraan, tetapi apa yang mereka lakukan adalah apa yang mereka hayati sesuai ideologi yang telah tertanam dan dijiwai.

"Orisionalitas Jokowi-JK juga tampak jelas diperlihatkan saat mereka datang ke KPU dengan menumpang bajaj. Bukan memamerkan kemewahan dengan menumpang mobil Lexus atau Alphard atau jenis mobil mewah lainnya," tuturnya.

Jangan lupa di masyarakat telah terbentuk asumsi, bahwa kemewahan identik dengan korupsi. Sedangkan Jokowi-JK yang menumpang bajaj, menunjukkan hal yang alami yang jelas menunjukkan ideologi kerakyatan yang mereka jiwai.

"Saya percaya masyarakat ini sudah sangat cerdas untuk membedakan, siapa yang melakukan pencitraan dan siapa yang tulus mengabdi. Saya juga percaya masyarakat cerdas membedakan, siapa calon presiden yang memiliki ideologi kerakyatan," ujar Ferry.

"Dan siapa capres yang hanya berorientrasi mengejar kekuasaan, yang hanya mengabdi pada sekelompok kecil orang. Saya percaya, rakyat sudah tahu capres yang benar-benar menjadi bagian dari mereka, karena hanya Jokowi-JK," sambung Ferry.

Pilpres 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Pasangan Prabowo-Hatta didukung 6 partai, yakni Partai Gerindra, PPP, PKS, PAN, Partai Golkar, dan PBB. Sementara Jokowi-JK disokong 5 partai yakni PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura dan PKPI. (Ant)

Video Terkini