Liputan6.com, Jakarta Kalangan pariwisata memberikan apresiasi terhadap visi-misi dan program pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), terkait pembangunan pariwisata, jika terpilih pada Pilpres 2014.
Ketua Umum DPP Indonesia Congress and Convention Association (Incca) Iqbal Alan Abdullah yang juga Vice President The Asian Federation of Exhibition and Convention Associations (AFECA) mengatakan, visi-misi Jokowi-JK jauh lebih komprehensif, meliputi upaya pengembangan destinasi, pemasaran hingga target-target untuk 5 tahun ke depan.
"Saya terus terang senang karena Jokowi-JK menaruh perhatian besar terhadap persoalan pariwisata, apalagi dilengkapi dengan target yang hendak dicapai. Konsepnya jauh lebih baik, karena keduanya punya pengalaman tersendiri soal pariwisata," kata anggota Fraksi Partai Hanura DPR itu, Jakarta, Minggu (1/6/2014).
Menurut Iqbal, Jokowi-JK merupakan dua pemimpin yang memiliki pengalaman memajukan pariwisata. Jokowi membuat pariwisata di Solo melesat, begitu juga saat memimpin Jakarta. Kemudian JK saat menjadi wapres bertanggung jawab langsung mengoordinasikan pariwisata, sehingga sejak 2004-2009 pariwisata Indonesia bangkit.
Iqbal menjelaskan, dalam visi-misi yang sudah diserahkan kepada KPU, Jokowi-JK memadukan pembangunan karakter dan potensi pariwisata, sejalan dengan judul visi-misinya, Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian.
Dalam visi-misi itu disebutkan, Jokowi-JK akan melakukan pengembangan kawasan pariwisata berbasis segitiga emas pariwisata, di titik strategis kawasan Indonesia untuk membangun intersullar tourism dan budaya lokal, seperti kawasan Bunaken, Wakatobi dan Raja Ampat.
Kemudian memfasilitasi promosi dan keterlibatan rakyat dalam pendidikan kebudayaan, pengelolaan lokasi dan dukungan kebijakan untuk memfasilitasi pengembangan ekonomi kreatif berbasis pada eco-tourism.
Menurut Iqbal, Jokowi-JK memadukan konsep destinasi ini dengan pengembangan infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit pembangunan nasional, keterkaitannya dengan budaya dan ekonomi lokal, ekonomi kreatif hingga kebijakan anggaran pembangunan.
Juga peningkatan sektor pariwisata dengan target output kemampuan untuk mendatangkan jumlah wisatawan dan outcome, menggerakkan sektor ekonomi lokal dan nasional.
Terkait target kunjungan wisatawan asing sejumlah 20 juta orang sampai 2019, Iqbal menyebutkan sangat realistis, karena dikaitkan dengan kebijakan anggaran. "Itu hal realistis meskipun harus kerja ekstra keras. Saya katakan tadi, ke depan eranya bekerja, bekerja dan bekerja."
"Semangatnya perubahan. Jika Anda diberikan anggaran besar, Anda belanjanya dengan benar, dan Anda berkomitmen tinggi untuk transparansi, maka hasilnya akan besar," pungkas Iqbal. (Ant)