Sukses

Timses: Revolusi Mental Jokowi Akan Dimasukkan Dalam Kurikulum

Realisasinya akan diawali dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

Liputan6.com, Jakarta - Gagasan revolusi mental yang diusung calon presiden Joko Widodo dinilai bisa memulihkan moralitas bangsa Indonesia. Tak hanya itu, gagasan tersebut juga dianggap bisa merangsang warga negara Indonesia berbuat banyak atau arif ikut andil dalam kemajuan Indonesia. Alasannya, karena gagasan itu lahir dari pemikiran dan analisa kondisi masyarakat saat ini.

Dewan Pengarah Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Letnan Jendral (Purn) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, revolusi mental itu mendasari visi dan misi pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut. Realisasinya akan diawali dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

Dari pendidikan inilah diharapkan masyarakat nanti bisa melihat lebih terang bahwa perilaku konsumtif bukan budaya orang Indonesia.  Salah satu cara merealisasikannya yakni memasukkan dalam kurikulum pendidikan di semua tingkatan dengan substansi dan nilai-nilai mental yang baik.

"Ini untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat yang konsumtif, ingin cepat kaya dan cenderung tidak menjaga budaya. Hal itu juga nantinya bertujuan membangun pembentukan karakter sejak dini," kata Luhut, Jakarta, Selasa (3/6/2014).

Pendapat hampir sama disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Mahardika Institute, Airlangga Pribadi. Dia menyebut, revolusi mental sebagai solusi bagi perbaikan karakter anak bangsa Indonesia agar tak terjerumus dalam penyakit bangsa seperti saat ini, seperti korupsi, intoleransi dan stagnasi kesejahteraan.

"10 tahun terakhir pemerintahan tidak membawa perubahan. Sementara saat ini Jokowi menjadi pilihan yang bisa dan mampu membawa harapan," kata Airlangga.

Sedangkan menurut wartawan senior Kompas, Budiarto Shambazy, sejak 1970-an bangsa ini dihadapkan pada masalah buruknya mental seperti korupsi, intoleransi, serta pemerintahan yang tidak aspiratif. Kemudian ditambah 16 tahun pascareformasi.

Karena itu, kemunculan sosok mantan walikota Solo, Jokowi, dalam pilpres tahun ini dianggap memberi harapan dengan ide revolusi mentalnya tersebut.

"Bangsa ini membutuhkan pemimpin revolusioner dengan gagasannya untuk membawa harapan perubahan. Itu perlu, guna menyembuhkan bangsa yang sedang mengalami kesakitan ini," ujar Budiarto. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.