Liputan6.com, Jayapura - Oleh: Luqman Rimadi, Taufiqurrahman, Yandhi Deslatama, Katharina Janur, Windy Phagta, Okan Firdaus, dan Ahmad Romadhoni
Ini adalah masa-masa saat warga di pelosok tanah air tengah dimanja-manjanya. Janji manis dalam orasi, lambaian dan jabatan tangan, serta senyum para tokoh yang biasanya cuma bisa dilihat lewat layar televisi kini justru disodorkan.
Prabowo Subianto dan Joko Widodo serta masing-masing cawapres-nya menyebar ke berbagai penjuru negeri berebut simpati rakyat pada masa kampanye ini. Masing-masing punya gaya dan caranya sendiri untuk bisa tampil sebagai calon pemimpin RI.
Advertisement
Seperti yang ditampilkan capres nomor urut 2 Jokowi dan cawapres pasangannya Jusuf Kalla atau JK. Mereka memilih untuk mengawali kampanyenya dari ujung ke ujung Indonesia. Jokowi blusukan ke Papua, sedangkan JK ke Aceh.
Lain Jokowi, lain Prabowo. Capres nomor urut 1 itu lebih memilih untuk menginjakkan kakinya di Bandung, Jawa Barat. Makan sate di pinggiran Bandung bersama elite partai serta masyarakat pendukungnya.
Dia juga berkumpul bersama para pelaku UKM dan koperasi di hotel elite. Sementara cawapres-nya Hatta Rajasa blusukan ke Kota Serang, Banten. Gaya kampanye Prabowo-Hatta ini dinilai sebagai kombinasi 2 gaya.
Dari Timur ke Barat
Berkunjung ke Bumi Papua bukan hal yang baru dilakukan Jokowi. Setidaknya sudah 2 kali dia mengunjungi Bumi Cendrawasih itu dalam 6 bulan ini. Papua mengingatkannya pada sang istri, Iriana, yang juga turut serta dalam kampanyenya kali ini.
"Kenapa namanya Iriana? Karena kakeknya dulu adalah guru di sini, Irian. Kemudian pulang saat istri saya lahir, lalu ngasih nama cucunya Iriana. Iriana saja namanya," cerita Jokowi di sela-sela-sela kunjungannya ke Kampung Adat Yako, Jayapura, Papua, Jumat (5/6/2014).
"Kenapa kampanye pertama saya di Papua? Kenapa nggak keramaian? Karena saya tahu matahari selalu terbit dari timur, itu dari Papua.”
Tak cuma berkunjung ke Kampung Adat. Jokowi dan rombongan juga menggelar ritual blusukan ke Pasar Baru Phara, Sentani, Jayapura. Dari lapak ke lapak dijajalnya. Warga pasar juga tak lupa disalami.
Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu juga sempat berziarah ke Taman Makam Pahlawan Waena untuk melakukan upacara tabur bunga dengan para tokoh adat Papua. Tak pulang dengan tangan kosong. Banyak oleh-oleh yang dikantongi dari acara kampanyenya seharian tadi.
Salah satunya biji matoa. Biji buah asli Papua yang memiliki rasa manis sedikit asam itu diberikan oleh perwakilan adat Yoka. Dianggap simbol penghargaan bagi Jokowi kalau dirinya diterima dan dukung sepenuhnya sebagai capres.
"Bapak makan buahnya, tapi tanam bijinya di pelataran Istana. Ini supaya Bapak tetap ingat dengan kami, warga Kampung Yoka," tutur sang pemuka adat.
Ada pula noken, tas khas wanita Papua yang biasa digunakan untuk membawa hasil panen sayuran atau buah. Pemberian noken ini juga dianggap sebagai simbol dukungan pada pencapresan mantan Walikota Solo tersebut.
“Ini simbol Pak, melalui noken ini, mama-mama kami berjuang untuk menghidupi kami, generasi muda Papua.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby menilai, Jokowi memang sengaja berkampanye dengan cara blusukan. "Jadi tema besarnya memang blusukan. Tapi sekarang dengan cara yang berbeda dan variatif. Ini lebih untuk memperkuat image Jokowi," kata Adjie.
Sementara di belahan lain, di barat Indonesia, cawapres nomor urut 2 Jusuf Kalla menginjakkan kakinya. Pria yang karib disapa JK itu berziarah ke kuburan massal korban tsunami Aceh, Siron, Aceh Besar.
JK memilih berkampanye di Aceh lantaran kedekatannya dengan beberapa tokoh di Tanah Rencong itu pasca-perdamaian antara GAM dan pemerintahan RI.
"Yang pertama karena Pidie merupakan salah satu tempat perjuangan di Aceh, maka kita buat kampanye di Sigli," kata JK di depan ribuan warga Aceh.
JK berharap, kehadirannya dapat menggetarkan Aceh. “Saya harap hari ini dukungan kami juga akan bergetar ke seluruh Aceh dari wilayah ini."
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu pun tak bertepuk sebelah tangan. Kontribusinya membangun perdamaian di Aceh diakui hingga mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mendukung langkahnya menuju Pilpres 2014.
Jet Tempur dan `Adu Domba`
Tak kalah dengan ujung barat dan timur Indonesia, kampanye ala pasangan capres dan cawapres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pun berlangsung meriah.
Dengan berapi-api, Prabowo menyampaikan orasinya di Kota Bandung, Jawa Barat. Calon presiden yang diusung oleh Partai Gerindra, PKS, Partai Golkar, PPP, PBB, dan PAN ini, menyampaikan pidatonya di depan ratusan orang dalam acara 'Temu Mitra Regional LPBD-KUMKM 2014 di Hotel Panghegar.
Dalam kampanyenya ini, mantan Danjen Kopassus itu kembali menekankan pentingnya kesejahteraan masyarakat. Bahkan lebih penting dari pesawat tempur.
"Pilih membeli pesawat jet tempur atau 12 juta rakyat Indonesia hidup sejahtera? Kalau saya lebih penting 12 juta rakyat sejahtera,” ucap Prabowo. Tepukan tangan pun membahana.
Prabowo tak sendirian, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical turut mendampinginya. Begitu juga dengan istri dari cawapres Hatta Rajasa, Okke Rajasa.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby menilai, gaya Prabowo dalam berkampanye sudah mulai berubah. Kini, tak hanya berkomunikasi dengan para elite, tapi juga ikut turun ke masyarakat. "Kalau Prabowo kita lihat ada kombinasi. Belum ada tema khusus seperti Jokowi," kata Adjie.
“Terlihat, ada kombinasi 2 gaya. Pertemuan antara elite dan blusukan.”
Sementara Hatta sendiri berkampanye dengan berkeliling di Kota Serang, Banten. Dia mengawali kampanyenya dengan blusukan di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Banten. Pada saat kampanye Pileg 2014, capres dari pasangan nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) pernah blusukan di Pasar Induk Rau. Ketika itu Jokowi menjadi juru kampanye PDIP.
Agenda padat menunggu Hatta. Dari pasar itu dia melanjutkan kampanyenya ke Pondok Pesantren Al Mubarok untuk bersilaturahmi. Hatta tiba di ponpes yang memiliki lebih dari 1.000 santri tersebut dengan disambut iringan Marching Band Al-Mubaroq.
Juga tak mau kalah guyuran hujan yang turun. Hadirin kocar-kacir seketika. Para tamu undangan dan rombongan terpaksa mencari tempat berteduh. Tetapi, acara sambutan dan silaturahmi tetap dilanjutkan.
Hatta pun berhasil mengantongi dukungan dari beberapa tokoh-tokoh Banten. Bahkan, suku asli Banten yakni Badui.
Dari sana, cawapres usungan Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Partai Golkar itu pun menggelar kampanye terbuka di Stadion Maulana Yusuf, Serang. Diramaikan pula oleh pentas dangdut dari Rhoma Irama.
Namun Hatta Rajasa rupanya tak kuasa menahan hasrat untuk bergoyang dangdut. Saat Rhoma menyanyikan lagu pertamanya yang berjudul 'Kita Adalah Satu', Hatta masih terlihat duduk dengan beberapa pengurus partai Koalisi Merah Putih di sisi sebelah kanan panggung.
Namun, saat sang Ksatria Bergitar menyanyikan lagu 'Adu Domba' dan '250 Juta Jiwa', besan Presiden susilo Bambang Yudhoyono itu langsung beranjak dari tempat duduknya. Hatta pun bergabung dengan Rhoma sambil berjoget sembari mengacung-acungkan jari telunjuk mengibaratkan angka 1, nomor urutnya dan capres Prabowo Subianto. (Mvi)