Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilu Presiden 9 Juli 2014, Partai Gerindra dilanda perpecahan. Ketua Bidang Pertahanan DPP Partai Gerindra, Muhammad Harris Indra, memilih memberikan dukungan kepada calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, memastikan akan ada sanksi untuk setiap kader yang tidak loyal.
"Saya kira pasti ada sanksinya, tidak loyal dengan partai ada aturannya," kata Hashim di Hotel Arya Duta, Tugu Tani, Jakarta Pusat, Jumat (6/6/2014).
Namun, Hashim enggan berbicara lebih jauh perihal tersebut. Adik capres Prabowo Subianto itu hanya ingin membicarakan program. "Saya kenal dia, saya tidak mau komentar pribadi," katanya.
Pilihan Harris tentu berbeda dengan partainya yang mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Haris mengatakan, secara personal ia memang dekat dengan Prabowo. Tetapi untuk urusan figur terbaik, pilihannya jatuh kepada Jokowi.
"Memilih itu bukan karena kedekatan personal, tetapi tentang siapa yang terbaik. Jokowi sudah berbuat hal kecil saat semua orang masih bermimpi," ucap Harris memberikan alasan. (Sss)
Ketua DPP Gerindra Dukung Jokowi, Apa Respons Hashim?
"Jokowi sudah berbuat hal kecil saat semua orang masih bermimpi."
Advertisement