Liputan6.com, Jakarta - Persaingan antara kedua pasangan capres terus memanas. Permainan isu hingga kampanye negatif terus bermunculan. Baik pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), masing-masing memiliki citra berbeda.
Capres Prabowo diidentikkan dengan ketegasan dan keberanian. Sedangkan Jokowi digambarkan sebagai sosok capres yang sederhana dan merakyat. Kedua karakter itu juga kerap menjadi sasaran tembak saat kampanye. Seperti kesederhanaan Jokowi yang dianggap tak cukup sebagai modal memimpin bangsa Indonesia.
"Dari Aceh ke Papua itu 8 jam harus pakai (peswat) Garuda, jangan pakai Bajaj. Nggak sampai kalau pakai Bajaj ke Papua. Jadi Garuda di dadaku," cetus Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Idrus Marham saat menerima dukungan dari Ikatan Muslimat Nasional Tangerang Selatan di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Senin (9/6/2014).
Menurut Idrus, sebagai seorang pemimpin haruslah mengajarkan rakyat menjadi kaya. Bukan terus menunjukkan kemiskinan.
"Jangan diajarin rakyat hidup miskin, harus hidup kaya," ucap Idrus.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu mengatakan, pemimpin harus mandiri, jujur, dan apa adanya. Tidak lagi membuat pencitraan dengan mengesankan dekat dengan rakyat.
"Harus apa adanya. Kita punya mobil, naik mobil. Masa punya mobil naik sepeda. Tampil apa adanya, jangan mengada-ada," ujar Idrus.
Maka itu, Idrus meminta seluruh relawan pendukung Prabowo-Hatta untuk terus berjuang. Kemudian terus berdoa dan berserah diri kepada Tuhan, agar Prabowo-Hatta menang dalam Pilpres 2014.
"Jangan pernah berhenti berikhtiar (berusaha). Setelah, ikhtiar, fatawakkal alallah (berserah diri kepada Allah)," pungkas Idrus. (Sss)