Liputan6.com, Jakarta - Dua pasang capres-cawapres 2014 telah melakukan debat kandidat perdana yang digelar KPU di Jakarta. Akademisi FISIP Universitas Lampung (Unila) Arizka Warganegara menilai, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lebih paham substansi demokrasi dalam debat bertema 'Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum' itu.
Menurutnya, dalam hal pelaksanaan demokrasi, pasangan Jokowi-JK menggambarkan ada kekuatan dialog di dalamnya. Sementra Prabowo-Hatta masih melihat demoktasi secara prosedural.
Dia menilai pula, Jokowi lebih kokoh membangun sistem hukum pemerintahan dan lain-lainnya, sementara Prabowo lebih pada membangun mekanisme prosedural
"Memang di era globalisasi sekarang pemerintah yang sukses itu adalah pemerintahan yang mampu membaca dan memenuhi kebutuhan rakyat atau public needs," ujarnya, Selasa (10/6/2014).
Dalam konteks ide, sambung dia, Jokowi-JK lebih operasional ketimbang Prabowo-Hatta. "Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa masih melihat demokrasi secara prosedural," kata Arizka.
Sedangkan dalam soal penegakan hukum, lanjutnya Arizka, ide menarik JK soal kepemimpinan yaitu perlu kepemimpinan dengan contoh atau teladan dan kepercayaan. "Memang benar sistem hukum yang baik dan kuat, bisa terbangun dengan kedua hal tersebut."
Sedangkan menarik dari Prabowo, lanjutnya, adalah ide mengenai kemandirian negara dan upaya untuk mewujudkan negara yang kuat di mata dunia.
"Prabowo lebih outward looking, sementara Jokowi lebih pada upaya untuk membenahi sistem internal kenegaraan," tukas Arizka. (Ant)
Jokowi Dinilai Lebih Paham Demokrasi Ketimbang Prabowo
Sementra Prabowo-Hatta masih melihat demoktasi secara prosedural.
Advertisement