Sukses

Sri Sultan: Pilpres Bukan Perang Bharatayudha

Sultan berharap dengan Pemilu damai ini memudahkan rakyat Indonesia menemukan pemimpin yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Selama Pilpres 2014 bukan tidak mungkin akan terjadi gesekan antara masing-masing tim pemenangan dan simpatisan partai. Namun hal ini disikapi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bukan sebagai sebuah peperangan, layaknya perang Bharatayudha.

Sultan menegaskan, kampanye Pilpres 2014 seharusnya digunakan masyarakat untuk mengetahui rekam jejak masing-masing kandidat capres. Tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan rakyat, dengan memilih sesuai dengan kehendak terbaik rakyat.

"Pemilu bukanlah perang Bharatayudha yang saling mematikan. Melainkan kontestasi antara putra terbaik bangsa. Yang mengantarkan rakyat ke seberang jembatan emas, demi kehidupan rakyat yang sejahtera, berkeadilan dan bermartabat," kata Sultan Saat memberikan sambutan Deklarasi Kampanye Pemilu Damai dan Berintegras di Hotel Santika, Yogyakarta, Kamis (12/06/2014).

Sultan berharap, dengan Pemilu damai ini nantinya memudahkan rakyat Indonesia menemukan pemimpin yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa. Bagi Sultan pemimpin yang baik adalah yang bisa memberikan keteladanan bagi rakyatnya. Selain memiliki visi dan misi yang tidak mengejar kepentingan semata.

"Pemilu yang damai seharusnya menghasilkan kepemimpinan nasional yang menyejukkan bagi rakyat seluruh Indonesia. Seorang pemimpin yang mampu memberikan keteladanan untul melakukan perubahan yang lebih baik," ujar Sultan.

Namun Sultan meminta agar masing-masing pendukung pasangan capres dapat menjaga sikap yang memicu konflik, karena banyak yang menggunakan kampanye hitam. Bahkan, Sultan meminta tim untuk tidak menuduh atau kampanye hitam yang mengacu kepada SARA.

"Deklarasi kampanye damai sudah dilakukan pada 3 Juni lalu. Sejak 4 Juni hingga 5 Juli kita telah memasuki tahapan Pilpres. Sehingga masing-masing tim selayaknya tidak menuduh tim lain, bisa mengendalikan diri yang menyinggung primordialisme yang menunjuk pada SARA," ujar Sultan.

"Indonesia ini sangat beragam, jadi tidak perlu melakukan hal yang memicu konflik horisontal maupun vertikal," pungkas Sultan.

Tidak Golput

Sultan meminta kepada warganya untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilpres 2014. Menurutnya, golput atau tidak menggunakan hak pilih dinilai tidak akan mengubah apa-apa kepada bangsa ini. Ia menghimbau kepada masyarakat untuk datang ke TPS dan memilih capres yang sesuai dengan pilihan hati masing-masing.

"Harapan saya pada 9 Juli 2014, setiap pemilih akan menggunakan hak pilihnya. Jangan memilih golput. Karena golput tidak akan mengubah apa-apa. Saya berharap marilah kita luangkan waktu barang 5 menit untuk menggunakan hak pilih dengan mencoblos calon yang bisa membawa NKRI lebih bermartabat," ujar Sultan.

Sultan juga meminta masyarakat Yogyakarta, khususnya agar saling menjaga persaudaraan dan persatuan, meski berbeda dalam memilih capres 9 Juli 2014 nanti. Perbedaan ini disebutnya sebagai hal yang wajar karena Indonesia sendiri adalah negara dengan keberagaman suku, bahasa dan agama.

"Demikian saya berharap meski pilihan kita berbeda namun semangat persaudaraan dan kesatuan sebagai bangsa tetap kita jaga," kata Sultan.

Sultan menegaskan, akan memilih bersikap netral dalam Pilpres 2014. Sebagai Gubernur DIY, ia memerintahkan kepada jajaranya untuk selalu bersikap netral dalam Pemilu. Komitmen seperti ini menurutnya harus terus dijaga sebagai pelayan masyarakat, agar tercipta kampanye Pemilu aman dan damai.

"Pemda DIY beserta jajarannya akan selalu bersikap netral untuk mengamankan jalannya kampanye damai dan berintegritas sebagai penyejuk jalannya demokrasi yang kita bangun bersama. Harapan juga kepada TNI Polri yang tetap netral. Komitmen tersebut wajib kita jaga. Agar Pilpres berjalan lancar. Selamat memilih dengan bebas dan cerdas," pungkas Sultan.