Liputan6.com, Jakarta - Dugaan tidak netralnya Bintara Pembina Desa (Babinsa) membuat geram TNI. TNI sudah menegaskan tidak ada Babinsa yang tidak netral. Karena itu, isu yang berkembang saat ini dianggap hanya omong kosong.
"Ada isu di Sumedang, di tempat lain semuanya omong kosong. Saya tegaskan, saya tidak suka dengan hal seperti itu yang dituduhkan kepada Babinsa. Tidak mendasar. Saya tidak suka," tegas Panglima TNI Jenderal Moeldoko usai memberikan pengarahan pada seluruh kepala staf angkatan, pangdam, pangkotama, dan danlanud se-Indonesia di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (13/6/2014).
Moeldoko menjelaskan, dirinya sengaja menegaskan hal itu terus-menerus. Sebab, jika isu itu terus dibiarkan tanpa ketegasan, justru akan menjadi liar dan terus bergulir.
"Biar dengar semua, kalau tidak saya kerasin isu ini akan bertambah," ujar dia.
Menurut Moeldoko, kasus dugaan tidak netralnya Babinsa sudah selesai. Hasil penyelidikan membuktikan keduanya masih sebagai anggota TNI profesional dan netral.
"Peristiwa yang berkaitan dengan kasus Babinsa sudah final, tidak perlu diperpanjang lagi karena memang tidak ada Babinsa yang melanggar netralitas, tidak ada," tandasnya.
Beberapa hari silam merebak kabar seorang Babinsa TNI AD disebut-sebut mendatangi rumah warga di Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Mereka mengarahkan warga untuk memilih pasangan capres tertentu pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.
Belakangan, TNI AD mengakui anggota Babinsa Koptu Rusfandi tidak bermaksud mengarahkan warga memilih capres tertentu di Cideng. Kedatangan Koptu Rusfandi bertujuan untuk mendata preferensi atau keinginan warga soal capres mana yang bakal dipilih pada Pilpres 9 Juli mendatang. (Mut)
Panglima TNI: Omong Kosong Bila Babinsa Tidak Netral
Menurut Jenderal Moeldoko, kasus dugaan tak netralnya Babinsa sudah selesai dan tak perlu diperpanjang lagi.
Advertisement