Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto terkait kebocoran anggaran senilai Rp 7.200 triliun telah menimbulkan polemik. Agar tak ditanggapi berbeda, cawapres Hatta Rajasa mencoba meluruskan maksud dari kebocoran yang dimaksud pasangannya itu.
"Itu bukan kebocoran, tapi potensi kebocoran apabila kita tidak menjaga. Bukannya ada kebocoran Rp 7.200 triliun. APBN saja hanya Rp 1.800 triliun. Kalau Rp 7.200 total loss, GDP kita saja cuma Rp 10 ribu triliun," kata Hatta di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (17/6/2014).
Menurutnya, potensi kebocoran anggaran sangat besar jika tidak dipertahankan. Sebab, sampai saat ini masih banyak aset negara yang belum dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
"Sekarang sumber daya alam kita belum begitu maksimal dimanfaatkan untuk masyarakat Indonesia. Ini yang akan kita optimalkan dengan beberapa cara," lanjutnya.
Ia mencontohkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan renegosiasi harga atas hak gas tangguh yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, harga jual gas Indonesia harus direnegosiasi. Sebab, potensi kehilangan keuangan negara akan cukup besar.
"Harga (gas tangguh) internasionalnya US 5 dolar, kita jual US 3 dolar. Itu kan ada potensial loss. Tapi kita tidak ingin menyalahkan siapa-siapa karena keadaan waktu itu memang seperti itu," ujarnya.
Hatta Rajasa Angkat Bicara Soal Kebocoran Anggaran Versi Prabowo
Agar tak ditanggapi berbeda, cawapres Hatta Rajasa mencoba meluruskan maksud dari kebocoran yang dimaksud pasangannya itu.
Advertisement