Liputan6.com, Jakarta - Pakar branding Yuswo Hady meminta 2 pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) harus memunculkan keaslian masing-masing. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengurangi kampanye hitam yang bertebaran di media sosial (social media/socmed).
Yuswo mengatakan, sekalipun peran socmed bagian dari marketing politik yang bebas, tapi jika dikelola secara baik bisa menimbulkan efek positif untuk kedua kandidat. Yakni sama-sama merebut hati masyarakat.
"Prinsipnya kedua orang itu harus bertanding dengan otentik. Dibangun dengan perbedaan. Masing-masing (pasangan capres-cawapres) harus ciptakan perbedaan jangan saling sikut," kata Yuswo dalam diskusi bertema 'Perang Social Media' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).
Dia berujar, pada dasarnya branding dari kedua kandidat sudah terbentuk sejak lama, seperti sosok Prabowo yang disebut sebagai pemimpin tegas, dan Jokowi sebagai sosok yang merakyat harus dikuatkan kembali perannya di socmed.
Masih menurut Yuswo, 2 branding masing-masing itu dinilai lebih mendekatkan kepada pemilih, ketimbang memainkan isu yang saling menjatuhkan. Masalahnya, kata Yuswo kedua tim pasangan calon tidak memanfaatkan itu, tetapi justru terbawa arus 'gempuran' beragam isu yang berkembang di socmed.
"Socmed multiway sehingga aspek otentik sangat penting sekali. Masing-masing kubu harus tempatkan otensitas, kedepankan kejujuran. Segmen audiens dari socmed adalah knowledgeable (berpengetahuan luas)," tandas Yuswo.
Pakar Branding: Semua Capres Harus Tampilkan Keaslian di Socmed
"Masing-masing (pasangan capres-cawapres) harus ciptakan perbedaan jangan saling sikut," kata pakar branding Yuswo Hady.
Advertisement