Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Pemenangan (Timses) Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar mengungkapkan, maraknya berbagai bentuk kampanye hitam dan fitnah yang dialamatkan kepada Jokowi tidak akan berpengaruh pada elektabilitas dan kemenangan pasangan capres-cawapres Jokowi-JK. Buktinya, dukungan dari berbagai pihak ke Jokowi-JK terus mengalir.
Marwan menjelaskan, berbagai faktor penyebab optimisme kemenangan Jokowi-JK karena adanya keyakinan dan solidaritas rakyat yang kuat. Terutama akar rumput untuk menangkal berbagai bentuk kampanye hitam tersebut.
"Rakyat sudah semakin cerdas dan kuat keyakinannya, sehingga tidak mudah digoyah untuk menangkan Jokowi-JK," tegas Marwan dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Sabtu (20/6/2014).
Ketua Fraksi PKB itu menuturkan, sosok Jokowi sendiri telah menyatu dengan rakyat. Sehingga ketika terjadi penzaliman terhadap Jokowi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dinilai sama saja menzalimi rakyat.
Advertisement
"Menzalimi Jokowi, sama artinya menzalimi rakyat," ucap Marwan.
Meski demikian, Marwan memastikan pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipatif untuk menangkal fitnah dengan cara-cara yang terpuji.
"Kita terus menangkal fitnah kotor dengan cara-cara yang terpuji, agar proses dan hasil kemenangan pilpres, Jokowi-JK dan kemenangan rakyat menjadi terhormat", pungkas Marwan.
Sebelumnya, Jokowi kerap menerima serangan kampanye hitam. Di antaranya adalah ia diisukan bukan dari kalangan Islam dan nama H di depan Jokowi bukan Haji tapi Hebertus.
Selain itu, "RIP Jokowi" adalah konten kampanye hitam yang paling membuatnya kesal. "Ya itu, yang paling menyakitkan menurut saya," ujar Jokowi di restoran di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis 8 Mei lalu.
Terakhir kampanye hitam tentang transkrip dugaan rekaman pembicaraan Megawati dengan Jaksa Agung Basrief Arief. Pria yang telah nonaktif dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta ini menyebarkannya sebagai cara lain supaya menjatuhkan elektabilitas Jokowi. Setelah kasus tanda tangan Jokowi dalam surat permohonan agar kasus TransJakarta tidak diusut ternyata tidak mempan. (Ans)