Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli sebagai ajang penentuan presiden yang baru juga menjadi sorotan umat Katolik di Indonesia. Terlebih sisa waktu pencoblosan memilih capres-cawapres tinggal 17 hari.
Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta (FMKI KAJ) sebagai perwakilan umat Katolik mengimbau agar semua umat mengawal proses pilpres dan tidak golongan putih (golput) saat pencoblosan.
"FMKI menolak dengan tegas segala bentuk kampanye yang tidak mengindahkan ketentuan yang sudah ditentukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu). Marilah kita saling menghormati dan tidak melakukan kampanye hitam," jelas Ketua Umum FMKI KAJ Veronika Wiwiek Sulistyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014).
Veronika juga mengatakan agar umat Katolik benar-benar memahami visi-misi dari 2 capres, untuk menentukan pilihan. Pilihan tersebut harus sesuai hati nurani demi kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
"FMKI juga menyuarakan dan mendorong hal yang sama agar umat Katolik ikut aktif dalam proses pilpres ini sebagai bukti umat Katolik di Indonesia adalah 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia," imbuhnya.
Pada kesempatan ini pula, umat Katolik menggelar kebaktian demi kelancaran pilpres. Selain itu, pihak gereja juga membagikan panduan memilih dalam Pilpres 2014.
"Cara paling bijak untuk memilih adalah berdasarkan bukti habitus kepemimpinan. Habitus kepemimpinan adalah kebiasaan perilaku memimpin. Mana di antara 2 calon yang selama ini terbukti punya kebiasaan memimpin dengan perhatian pada kesejahteraan atau kemaslahatan rakyat biasa?" seperti tertulis dalam selebaran yang dibagikan pada seluruh umat Katolik di Gereja Katedral. (Mvi)
Umat Katolik Diminta Kawal Pilpres dan Tidak Golput
Umat Katolik diimbau pula memahami visi-misi dari 2 capres, untuk menentukan pilihan sesuai hati nurani.
Advertisement