Liputan6.com, Palembang - Setelah didapuk menjadi Ketua Tim Penggalangan Dana Pusat Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Jenderal TNI Purnawirawan Fachrul Razi terus melakukan berbagai cara untuk memenangkan pasangan nomor urut 2 dalam Pilpres 2014. Salah satunya dengan membandingkan sosok Jokowi dengan capres rivalnya, Prabowo Subianto.
Menurut mantan Wakil Panglima TNI ini, sangat mudah untuk mempromosikan Jokowi di tengah masyarakat ketimbang sosok Prabowo.
"Lebih mudah menjual Jokowi daripada menjual Prabowo. Karena Jokowi tidak ada rekam jejak yang jelek, sedangkan teman sana rekam jejaknya tidak baik. Nanti kita harus terus promosikan Jokowi-JK, agar masyarakat jangan mengubah pilihan," katanya pada Dialog Interaktif Peran Serta Relawan Dalam Rangka Pemantapan Strategi Jokowi-JK di Aula Royal Asia Hotel, Palembang, Senin (23/6/2014).
Sebagai pensiunan TNI, ia menilai sosok Prabowo yang pernah berkecimpung dalam dunia kemiliteran TNI tahun 1974-1998 tidak terlalu banyak didukung banyak pihak. Bahkan dari purnawirawan TNI lainnya tidak memilih Prabowo maju sebagai Presiden RI.
"Prabowo itu kan purnawirawan TNI, tapi kenapa purnawirawan TNI lainnya tidak memilih dia. Saya juga Jenderal bintang empat, jadi saya lebih tinggi jabatannya dari Prabowo. Saya tahu sekali, karena saya ketua Dewan Perwira, tapi tidak perlu saya ceritakan," lanjutnya.
Dirinya juga mengkritik kubu Prabowo-Hatta yang menyinggung masalah ke-Islam-an Jokowi. Ia menegaskan bahwa dari nenek moyangnya, mantan Walikota Solo itu memang berasal dari keluarga pemeluk agama Islam.
Bahkan, dirinya dua kali pernah menjadi makmum Jokowi saat menjadi imam salat. Bacaan salat yang diucapkan Jokowi dirasanya terdengar seperti bacaan biasa saja sebagai seorang imam.
"Saya saja kalau mengimamin salat yang makmumnya para ulama, saya merasa grogi, tapi tidak dengan Jokowi. Bacaannya biasa saja jadi imam. Jadi apa yang perlu diragukan lagi. Tapi ada jenderal yang tidak bisa baca alif ba ta," tutur Fachrul Razi. (Ans)