Sukses

Dukung Jokowi, Ruhut Ingin Perang Dingin SBY-Mega Berakhir

Sejak Pilpres 2004, hubungan SBY dengan Mega diketahui kurang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Ruhut Sitompul menyatakan dukungannya kepada capres dan cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Dengan langkahnya itu, Juru Bicara Partai Demokrat tersebut berharap perang dingin antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berakhir. SBY dan Mega diharapkan bisa bersatu.

"Pak SBY, Ibu Mega, dua tokoh ini dipersatukan. Saya berdoa dua tokoh ini ada mukjizat untuk dipertemukan," kata Ruhut di Restoran Horapa, Jalan Teuku Cik Ditiro Nomor 31, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/6/2014).

Pemeran Poltak dalam film Gerhana itu meyakini bahwa sosok Jokowi yang juga mempunyai hubungan baik dengan SBY dapat memperbaiki hubungan politik antar Megawati dan SBY.

"Saya yakin Pak Jokowi sebagai seorang negarawan. Insya Allah beliau juga ingin pertemukan Bu Mega dan SBY. Karena kualitas komunikasi antara pak Jokowi dan SBY sangat baik," tambah Ruhut.

Sejak Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, hubungan SBY dengan Mega diketahui kurang baik. Ketika itu, SBY bersama Jusuf Kalla melawan Mega dan Hasyim Muzadi dalam perebutan kursi RI 1. SBY menang, Mega kalah.

Kemudian pada Pilpres 2009, SBY yang didampingi Boediono kembali bersaing dengan Mega yang berpasangan dengaen Prabowo Subianto. Mega kembali kalah.

Selain ingin hubungan SBY dan Mega membaik, Ruhut sebelumnya menjelaskan, pilihannya jatuh kepada Jokowi-JK karena kecewa atas sikap partai-partai koalisi yang tak mendukung SBY sepenuh hati.

Terlebih, Prabowo menyebut ada kebocoran anggaran, padahal di hadapan ratusan pengurus Demokrat, pasangan nomor urut 1 itu berjanji meneruskan program SBY.

"Mereka kan didukung partai koalisi pemerintahan sekarang, tapi malah nyerang kita dengan sebut bocor. Seharusnya, dia (Prabowo) berkaca dan tanya dulu ke Pak Hatta bagaimana," ujar Ruhut.