Sukses

Boni Hargens: Ruhut Bisa Jadi Bumerang bagi Jokowi

Karena peluang menangnya besar, menurut Boni wajar jika Ruhut berbelok mendukung Jokowi-JK.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang, juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul tiba-tiba berputar haluan dengan menyatakan dukungan untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Namun, hal itu justru menjadi sorotan berbagai kalangan.

Salah satunya dari Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens. Menurutnya, dukungan Ruhut terhadap Jokowi-JK hanya sebuah sikap mencari kenyamanan untuk dirinya. Bahkan, bergabungnya Ruhut dinilai akan menjadi bumerang untuk Jokowi.

"Ruhut Sitompul itu dia tidak mendukung Jokowi, dia hanya mencari aman dirinya. Dan saya bilang jangan merusak citra baik Jokowi, kita tidak butuh dukungan orang-orang rusak. Itu akan jadi bumerang bagi Jokowi," ujarnya di Hotel Grand Alia, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2014).

Boni mengingatkan bagaimana sikap Ruhut sebelumnya yang selalu menjelek-jelekkan Jokowi dan itu tak akan bisa dihapus begitu saja dengan deklarasi dukungan Ruhut terhadap mantan Walikota Solo itu.

"Silakan dia mengklaim dirinya adalah tim Jokowi. Saya yang merasakan betul betapa mereka menghajar, menghina Jokowi selama 2 tahun lalu, dan kita membela Jokowi mati-matian," katanya.

Namun, karena peluang menangnya besar, menurut Boni wajar jika Ruhut berbelok mendukung Jokowi. Apalagi Jokowi adalah "barang" bagus yang selalu dicari orang.

"Itu yang saya bilang virus dan bisa kontraproduktif karena dia adalah public enemy. Tanaman baik selalu didekati hama, tapi kami akan cari pestisida yang baik. Jangan sampai ada virus masuk ke dalam Jokowi," pungkas Boni.

Sebelumnya, Jokowi sendiri mengaku tak terlalu memahami perubahan sikap Ruhut tersebut. Yang dulunya gencar menghujaninya dengan kritikan, kemudian balik mendukungnya ketika sebagian besar anggota Fraksi Partai Demokrat mendukung pasangan Prabowo-Hatta.

"Artinya pasti ada sesuatu kenapa beliau itu dulu sering nyerang, kemudian berbalik. Tanyakan ke sana. Ternyata Jokowi memang. He..he..he.. saya nggak ngerti," jelas Jokowi. (Ans)