Liputan6.com, Jakarta - Sejak bergulirnya berita tentang kostum penyanyi Ahmad Dhani yang mirip dengan seragam Komandan Satuan Elite Nazi Schutzstaffel SS, Heinrich Luitpold Himmler, kini muncul berita lain yang menyudutkan calon presiden Prabowo Subianto.
Berita itu dipicu oleh tulisan seorang wartawan asal Amerika Serikat, Allan Nairn. Dalam blognya, allannairn.org, wartawan yang pernah memenangkan sejumlah penghargaan jurnalistik bergengsi itu mengungkapkan bahwa Prabowo pernah menghina Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kesaksian Allan ini jelas mencengangkan banyak pihak. Pasalnya, dalam kampanye politik baru-baru ini, kubu Prabowo memasang gambar Gus Dur dan mengutip pernyataan tokoh pluralis itu untuk mendukung kemenangan Prabowo.
Mengenai hal ini, Koordinator Prabowo Media Center Budi Purnomo Karjodihardjo, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (26/6/2014), mengatakan, "pernyataan Allan Nairn adalah bagian dari black campaign yang terkoordinasi oleh sekelompok jurnalis asing yang tidak menghendaki Prabowo menjadi presiden."
Menurut Budi, Allan Nairn adalah seorang jurnalis perang yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan TNI. Dia pernah 7 kali masuk ke Indonesia secara ilegal pada 2010.
"TNI bahkan pernah menyatakan akan menangkap Allan jika ia ketahuan kembali ke Indonesia," lanjutnya.
Budi menjelaskan, Allan perlu menerbitkan tulisan yang menyudutkan Prabowo agar Prabowo tidak jadi presiden. Salah satunya adalah dengan menuliskan fitnah mengenai pernyataan Prabowo soal Gus Dur.
"Prabowo sangat menghormati Gus Dur, dan tidak pernah sekalipun dalam hidupnya, dalam konteks apapun, mengucapkan kata-kata yang merendahkan martabat beliau," ujarnya.
Menurut Budi, para jurnalis asing kini terlihat berupaya menjatuhkan citra Prabowo dengan segala isu. Karena dunia barat tidak ingin Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang kuat, bersih dan berani. "Mereka lebih senang Indonesia tetap tertinggal," tandasnya.
Baca Juga
Advertisement
Pengakuan Allan Nairn
Dalam blognya, allannairn.org, Allan Nairn menulis pernah menemui Prabowo di kantornya Mega Kuningan, Jakarta. Allan bertemu Prabowo 2 kali pada Juni dan Juli 2001. Pertemuan ini untuk mengorek keterangan dari Prabowo tentang peristiwa pembunuhan massal di Santa Cruz, Dili, Timor-Timor.
Tapi dalam wawancara itu, Prabowo tak banyak mengungkap peristiwa Santa Cruz. Prabowo malah mengungkapkan hal lain, termasuk tentang situasi politik di Indonesia dan pemerintahan Gus Dur.Â
Prabowo antara lain mengatakan, Indonesia belum siap untuk demokrasi karena masih ada kanibal dan mobilisasi kekerasan.
Dia juga menyinggung Gus Dur yang disebutnya sebagai presiden buta. "Look at him, he's embarrassing!" (Lihat dia (Gus Dur), dia memalukan!)".
Prabowo menunjuk ke Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Presiden Amerika Bush dan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putir. "Muda dan ganteng...and we have a blind man! (dan kami mempunyai seorang pria yang buta). (Mut)
Advertisement