Sukses

Hatta Ingin Lulusan Perguruan Tinggi Ditingkatkan Hingga 40%

Hatta mengatakan angka kelulusan Perguruan Tinggi perlu ditingkatkan agar semakin banyak yang dapat diterima kerja.

Liputan6.com, Jakarta - Panggung debat Capres-Cawapres jilid IV diramaikan oleh 2 kandidat calon wakil presiden, Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla.

Pada debat  yang bertema 'Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)' , di segmen ketiga, moderator Dwikorita menanyakan pada Hatta Rajasa terkait bagaimana cara menanggulangi kesenjangan pendidikan SDM di berbagai wilayah Indonesia, peningkatan daya saing SDM, serta bagaimana mencegah SDM terbaik yang lebih memilih untuk berkarya di luar negeri.

Menanggapi hal tersebut Hatta menjelaskan, "Dari 125 juta angkatan kerja di Indonesia, 64% hanya lulusan sekolah dasar (SD). Struktur kerja di Indonesia masih belum ideal, hanya 8% yang tersalurkan masuk pasar kerja. Kita harus meningkatkan kelulusan Perguruan Tinggi hingga 40%, sehingga semakin banyak yang bisa diterima kerja." 

Sementara untuk memapas kesenjangan pendidikan antara pusat dan daerah, menurut Hatta ada dua cara jangka pendek dan jangka panjang.

"Ada dua cara, jangka pendek kita harus meningkatkan balai-balai pelatihan di daerah. Merevitalisasi balai-balai latihan," kata Hatta.

"Untuk jangka panjang tiada lain adalah pendidikan. Pendidikan menjadi kata kunci untuk mengurangi kesenjangan. Pertumbuhan pendidikan tidak boleh di pulau Jawa saja. Kita harus memperluas daerah-derah ekonomi baru. Putra-putra daerah bisa masuk, sambil bisa menikmati pendidikan yang lebih baik," lanjut Hatta.

Dan untuk tenaga kerja Indonesia yang lebih memilih untuk bekerja di luar negeri, Hatta menyarankan perubahan strategi pembangunan agar menarik perhatian SDM Indonesia terbaik untuk mau bekerja di dalam negeri.

"Pertama kita harus mengubah strategi pembangunan kita agar mereka tidak mau bekerja di luar. Dengan cara meningkatkan value industry, mereka akan semakin tertarik kerja. Kedua, kita bisa mencontoh cara India. Membiarkan mereka mengembangkan karir di luar negeri, dan membuka market bagi kita. Pada saat yang tepat mereka akan pulang."