Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) menekankan bahwa sistem Ujian Nasional (UN) tidak serta merta harus langsung dihapus, melainkan harus dievaluasi lebih dulu.
Sesuai dengan visi misi yang diusungnya bersama Calon Presiden Jokowi, sistem pendidikan kurikulum dan UN akan dievaluasi, tidak dihilangkan dengan segera. Bahkan JK mengutarakan bahwa saat ini UN mulai menunjukkan perkembangan positif.
"Dulu pertama kali kita mau pasang standar kelulusan dengan nilai 5, kita takut akan banyak yang tidak lulus. Lalu kita turunkan menjadi 3,5. Anda bayangkan standar kelulusan di Indonesia hanya 3,5 kala itu," papar Kalla.
"Namun sekarang, kita pasang standar nilai kelulusan 5,5, dan berhasil hanya 1% yang tidak lulus," sambungnya lagi dalam acara debat cawapres yang berlangsung malam ini, Minggu (29/6/2014) di Hotel Bidakara, Jakarta.
Menurut JK, UN masih harus terus dievaluasi, apakah sistemnya atau kontennya. Namun semuanya yang pasti harus mengarah pada hal yang lebih baik.
Debat Jilid IV antar-Cawapres Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla malam ini bertema 'Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)'. Masing-masing cawapres beradu visi dan misinya sesuai tema tersebut.
Acara debat dipandu oleh moderator yang merupakan Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Bidang Kerja Sama, Dwikorita Karnawati. Ia menjadi perempuan pertama yang memandu acara debat presiden pada Pilpres 2014.
JK: UN Tunjukkan Perkembangan Positif
Menurut Jusuf Kalla, Ujian Nasional (UN) masih harus terus dievaluasi, apakah sistemnya atau kontennya.
Advertisement