Liputan6.com, Jakarta - Debat antar-cawapres Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla atau JK tentang pembangunan SDM dan iptek berlangsung seru. Kali ini JK menanyakan soal gebrakan Hatta saat menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Kabinet Gotong Royong pada 2001-2004 lalu.
"Anda kan pernah menjadi Menristek. Ristek itu inovasi. Inovasi apa yang begitu menggembirakan, inovasi apa yang terkenang-kenang hingga sekarang, yang bisa dipakai negeri ini?" tanya JK dalam debat cawapres di ballroom Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (29/6/2014).
Hatta pun unjuk gigi memamerkan prestasinya saat menjadi anak buah mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia mengaku pernah menerapkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek.
UU ini menjadi dasar hukum pemberian bantuan dana penelitian kepada swasta untuk pemerintah. "Saya meletakkan dasar-dasar sistem pengembangan dan penerapan iptek. Tahun 2002 saya terapkan UU pengembangan iptek," kata Hatta.
Selain itu, Hatta juga memamerkan berbagai inovasi, salah satunya di bidang pangan. Cawapres pasangan Prabowo Subianto itu mengaku berhasil menggandeng serta 2 lembaga untuk mengembangkan tanaman padi. Kedua lembaga itu, yakni Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Begitu banyak temuan genetically modified, terutama padi oleh LIPI dan BPPT yang bermanfaat dan juga perguruan tinggi IPB dalam bidang pangan dan ITB di bidang material. Itu bermanfaat sampai sekarang," papar Hatta.
"Energi, Pak JK ingat, saya gagas tidak boleh pembangkit di bawah 15 MW. Saya sayangkan 10 ribu MW yang tidak jalan. Saya bangga dengan itu Pak JK." (Yus)