Liputan6.com, Jayapura - 3 Kabupaten di Papua yakni Kabupaten Nabire, Puncak dan Pegunungan Bintang kekurangan logistik Pilpres 9 Juli mendatang. Sejumlah logistik ini adalah surat suara, formulir C1 hingga C7 dan formulir D.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum Papua Divisi Hukum dan Pengawasan Tarwinto mengatakan perusahaan pemenang tender yakni PT Sagita masih menggunakan cara distribusi logistik sama seperti waktu pelaksanaan Pileg 2014 yang menaruh seluruh logistik pemilu untuk sebagian wilayah pegunungan tengah di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
"Seharusnya Sagita dapat mendistribusikan langsung logistik melalui pesawat dari Jayapura ke daerah-daerah tersebut. Sebab, jumlah logistik yang dibawa tidak terlalu banyak bila dibandingkan pemilu legislatif lalu. Kami tidak menginginkan keterlambatan pemilu seperti pileg lalu," katanya di Jayapura, Selasa (1/7/2014).
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Yahukimo AKBP Ade Jaja Subagja menuturkan hingga H-8 logistik pemilu belum masuk ke wilayahnya. Padahal daerah Yahukimo memiliki 51 distrik yang harus dilalui dengan pesawat kecil, helikopter atau berjalan kaki. Sejumlah distrik tersebut juga sulit dilalui jika cuaca buruk.
"Kami berharap logistik pilpres dapat segera dikirim, sebab dengan keterbatasan waktu saat ini, sangat mustahil bisa mendistribusikan logistik hingga ke distrik-distrik," ujarnya.
Sebelumnya, 2 kabupaten yakni Nduga dan Yahukimo tak serentak melakukan pencoblosan Pileg 9 April lalu. Ini dikarenakan terlambatnya pengiriman logistik pileg. Hasilnya, 2 kabupaten itu melakukan pencoblosan pileg 3 hari setelah tanggal 9 April.
3 Kabupaten di Papua Kekurangan Ribuan Surat Suara Pilpres
Sejumlah logistik yang hingga kini belum lengkap adalah surat suara, formulir C1 hingga C7 dan formulir D.
Advertisement