Liputan6.com, Jakarta - Walau beberapa hasil survei menyatakan elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meningkat, namun pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) diprediksi tetap unggul hingga pemungutan suara Pilpres 9 Juli mendatang.
"Bahwa Pak Jokowi ini melangkah kakinya itu dengan luar biasa, bawa point besar, ibarat orang mau main, apa modalnya sudah besar? Karena selalu on the top," ujar pengamat politik LIPI Siti Zuhro saat menghadiri diskusi di Posko Pemenangan JKW4P, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, rabu, (2/7/2014).
"Sampai April menjelang Pileg itu beliau masih di atas, Pak Prabowo nggak ada apa-apanya," sambung Zuhro.
Kendati, Zuhro mengingatkan perilaku masyarakat tidak bisa diprediksi. Guna mempertahankan elektabilitasnya, Jokowi harus berhati-hati menyampaikan ucapannya kepada masyarakat. Jangan sampai ada ucapan kontroversial dan meremehkan rivalnya, Prabowo-Hatta.
"Dan jangan salah ucap, karena perilaku pemilih kan dinamis. Jangan sampai terluka. Ingat nilai budaya politik kita, tidak senang on the track yang ditunjukkan capres. Kita tidak suka kalau calon pemimpin ada yang jumawa, sombong, merendahkan yang lain, itu yang harus dijaga temponya. Jangan sampai ngomong 'Pak Jokowi dengan sandal jepit pun akan menang', jangan," saran dia.
Sementara terkait hasil survei beberapa lembaga riset politik yang menilai elektabilitas Prabowo-Hatta cenderung unggul dibanding Jokowi-JK, Zuhro menilai, kecenderungan itu masih bisa berubah. Yang terpenting saat ini adalah upaya pasangan capres terus meraih simpati publik hingga masa kampanye berakhir.
"Saya melihat, sampai 9 Juli pagi, orang masih bisa berubah. Karena begitu masuk TPS. 'Duh kita kasian nih' dan pilih yang lain. Ada yang seperti itu. Meskipun jumlahnya nggak banyak," pungkas Zuhro.
Baca Juga:
Advertisement
Survei ISI: Prabowo-Hatta Lebih Populer 0,3% dari Jokowi-JK
Survei Roy Morgan: Jokowi-JK Masih Tak Terbendung
Elektabilitas Stagnan, Timses Jokowi-JK Tetap Optimistis
(Sss)