Sukses

Fahri Berkicau 'Sinting', Ratusan Santri Geruduk Markas PKS

Menurut Adi, Fahri seharusnya berani bersikap menerima dan mengakui apa yang diucapkan beberapa hari lalu melalui Twitter adalah kekhilafan.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan santri yang kecewa dengan pernyataan 'sinting' Wasekjen PKS Fahri Hamzah di akun Twitternya menggeruduk kantor DPP PKS. Dengan menyanyikan salawat, ratusan santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Indonesia dan Laskar Ahlussunnah Waljamaah menggeruduk markas PKS.

"Kami hanya menginginkan Bapak Fahri Hamzah meminta maaf kepada santri seluruh Indonesia," ucap koordinator aksi Laskar Ahlussunnah Waljamaah, Adi Tobing Permana dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Kamis (3/7/2014).

Menurut Adi, Fahri seharusnya berani bersikap menerima dan mengakui apa yang diucapkan beberapa hari lalu melalui Twitter adalah kekhilafan.

"Seharusnya Bapak memberikan apresiasi terhadap keinginan Jokowi yang menjanjikan akan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional," tutur Adi.

Dengan menggerakkan ratusan santri yang memadati Jalan TB Simatupang, Adi menegaskan, kelompok santri membutuhkan pengakuan karena telah mempunyai peran besar terhadap berdirinya NKRI.

"Seharusnya Bapak Fahri Hamzah memberikan apresiasi terhadap keinginan tersebut, bukan malah mencaci dengan pernyataan yang kayak anak TK," cetusnya.

Apalagi, tambah Adi, sebagai partai islam, PKS harusnya semakin menguatkan gagasan Jokowi terkait Hari Santri Nasional. Bukan malah menghujat atau melecehkan dengan kata-kata 'sinting'. Para santri ini juga mendesak Fahri untuk mengeluarkan permintaan maaf secara terbuka kepada media.

"Perkataan sinting membuat hati kami menggugah. Dan kami menuntut kepada Fahri Hamzah untuk meminta maaf kepada kami, kami ingin dihargai, ingat negara ini tidak akan berdiri tanpa adanya santri dan ulama," tandas Adi.

Sebelumnya, lewat akun Twitter pribadinya, @fahrihamzah pada Kamis 27 Juni lalu berkicau, "Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"

Akibatnya, Fahri dilaporkan oleh tim kampanye Joko Widodo-Jusuf Kalla ke Bawaslu. "Kami mendesak Fahri agar meminta maaf secara terbuka," kata ketua tim advokasi Mixil Munir di kantor Bawaslu, Senin 30 Juni 2014.

Menurut Fahri, perkataan yang dilontarkannya di akun twitter itu bersifat pribadi dan informal. Kata-kata itu hanya gambaran ekspresi semata.

"Itu kan informasi pribadi. Informal. Jangan sensitif dengan itu. Orang Indonesia punya ekspresi seperti itu. Gile, sinting, kalau anak gaul sekarang sadis. Itu ekspresi," kata Fahri di Kantor Bawaslu, Jakarta. (Sss)