Liputan6.com, Jakarta - Peseteruan kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dengan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diibaratkan bak pertarungan Goliath Vs Daud. Goliath diibaratkan sebagai koalisi gemuk Prabowo-Hatta, sedangkan koalisi Jokowi-JK sebagai Daud.
Tapi pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang, tentunya latar belakang itu tak jadi soal lagi. Sebab, hal terpenting adalah kemenangan.
Siapa pemenang-nya, Goliath atau Daud?
Menurut peneliti Lingkaran Survei Indonesia Network, Adjie Alfaraby, persaingan antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo masih sangat apik. Ke-2 calon ini memiliki kekuatan yang sama porsinya.
"Jika melihat tren survei, justru kekuatan kedua capres saat ini sama-sama kuat, masih sangat sulit memprediksi siapa yang menang. Karena ke-2 capres memiliki kekuatan yang merata," kata Adjie kepada Liputan6.com melalui pesan elektronik, Jakarta, Kamis (3/7/2014) malam.
Kemudian jika dilihat dari mesin partai pendukung, pertarungan Prabowo dengan Jokowi, menurut Adjie lebih dimenangkan oleh Prabowo. Tetapi Jokowi juga tidak bisa dianggap enteng, relawan yang tumbuh mendukung Jokowi itu sudah sangat kuat.
"Yah jika melihat mesin politik, Prabowo-Hatta kuat di mesin partai. Sedangkan Jokowi-JK kuat di mesin relawan," ujarnya.
Tapi, lanjut Adjie, jika salah satu capres bisa membuat para pendukungnya atau pemilihnya berbondong-berbondong untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS), dialah yang keluar sebagai pemenang. Dengan kata lain, capres tersebut bisa meyakini pemilihnya di tengah isu black campaign ataupun negatif campaign.
"Capres yang menang adalah capres yang paling mampu menghadirkan pemilihnya ke TPS dan meminimalisir tingkat golput," tandas Adjie.
Baca juga:
Koalisi Raksasa, Prabowo-Hatta Klaim Menang di Atas Kertas
Koalisi Prabowo Disebut Raksasa Goliath, Ini Tanggapan Hatta
Prabowo Lawan Jokowi Bak Raksasa Goliat Vs Daud
Advertisement