Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan pada penghujung gelaran kampanye Pilpres 2014, kerap terjadi perselisihan antara 2 kubu pasangan capres yang berlaga. Menurutnya, perselisihan tersebut muncul lantaran tidak adanya sikap saling menjaga dan percaya.
"Sekarang ini situasinya kita sedang memproduksi 'saling'. Saling tidak pecaya, saling menyerang. Tumbuh subur saat ini. Kalau 'saling' ini tidak dihentikan maka akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif," kata Moeldoko di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (4/7/2014).
Moeldoko menegaskan, presiden memerintahkan TNI untuk melakukan pengawasan ekstra. Jika ada kekerasan, pihaknya akan segera menangkap pelaku lalu menyerahkannya kepada aparat penegak hukum ataupun Bawaslu.
"Pada seluruh jajaran untuk mengawasi dan kalau perlu ditangkap, ya ditangkap. Serahkan ke kepolisian, ke Bawaslu, atau petugas yang lain. Dan kami juga telah mendapat mandat langsung dari Presiden untuk mengamankan Pemilihan Presiden 2014," tegas Moeldoko.
"Saya yakin, semua bisa kita laksanakan sebaik-baiknya."
Dan untuk memperkuat pengamanan tersebut, Moeldoko menyatakan pihaknya telah menggandeng Polri. Karena dengan bersatunya aparat pertahanan negara tersebut diharapkan dapat meredam tumbuhnya situasi yang tidak kondusif.
Selain itu, Moeldoko kembali menegaskan bahwa TNIÂ akan bersikap netral, tegas dan profesional dalam menghadapi Pilpres 2014.
Panglima TNI: Perusuh Pilpres Akan Ditangkap
"Saya yakin, semua bisa kita laksanakan bisa sebaiknya," ucap Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Advertisement