Sukses

IPW: Polri Harus Cermati 4 Daerah Rawan Pilpres 2014

Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane mengatakan, secara umum situasi kamtibmas menjelang Pilpres 2014 sebenarnya relatif aman.

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun Kapolri dan Panglima TNI sudah menjamin Pilpres 2014 akan berlangsung aman, Polri diharapkan tetap melakukan antisipasi dan deteksi dini terhadap segala kemungkinan. Setidaknya di 4 daerah, yaitu Jawa Timur, Yogyakarta, Solo, dan Jakarta. Sebab eskalasi massa pendukung pasangan capres-cawapres di 4 daerah itu semakin tinggi.

Indonesia Police Watch (IPW) mendata, perang urat syaraf antarpendukung capres di Jatim kian panas. Begitu juga di Yogyakarta, Solo dan Jakarta. Situasi di 3 kota terakhir malah terlihat kian mencemaskan karena adanya sejumlah konflik fisik.

Di Yogyakarta, beberapa kali terjadi penyerangan, benturan, dan pelemparan bom molotov. Di Solo, terjadi penembakan terhadap kader partai. Di Jakarta terjadi pembakaran posko capres tertentu. Ironisnya, hingga kini kasusnya belum terungkap.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane mengatakan, secara umum situasi kamtibmas menjelang Pilpres 2014 sebenarnya relatif aman. Suhu politik yang terasa agak panas hanya terjadi di 4 kota itu.

"Situasi kian panas tatkala beredar isu di masyarakat, jika salah satu pasangan capres-cawapres kalah akan terjadi kerusuhan. Isu ini tentu sangat meresahkan. Apalagi Amien Rais sebagai Timses Prabowo-Hatta pernah mengatakan bahwa Pilpres 2014 sebagai Perang Badar," ungkap Neta dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/7/2014).

Hal ini, lanjut Neta, tentu bisa membakar emosi pihak-pihak tertentu. Pernyataan yang sangat provokatif dikhawatirkan melahirkan bibit-bibit radikalisme yang mengancam situasi kamtibmas Pilpres 2014, apalagi di barisan relawan capres terlihat banyak ormas-ormas garis keras.

Bermunculannya kelompok-kelompok relawan dari kedua belah pihak di berbagai daerah juga perlu dikendalikan dan dikontrol masing-masing capres. Jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi benturan antarpendukung capres.

Dalam menghadapi fenomena ini, Neta menilai Polri perlu meningkatkan kepekaannya. Polri sebagai penanggung jawab keamanan perlu mengajak KPU, Bawaslu, dan lembaga-lembaga pemantau pemilu, lembaga survei, dan para relawan pasangan capres untuk hadir dalam forum kesepakatan pilpres damai dan siap menang siap kalah.