Liputan6.com, Jakarta - Temuan dalam survei yang dilakukan Charta Politika menyebutkan, munculnya kampanye hitam hingga memasuki hari tenang cukup mempengaruhi perolehan suara pasangan capres-cawapres nomor urut dua Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
"Potensi Prabowo-Hatta mengejar ketertinggalan elektabilitas di antaranya disebabkan faktor kampanye hitam. Temuan survei kami, 24,5 persen responden yang memilih Jokowi-JK menyatakan kampanye hitam kepada Jokowi-JK bisa mempengaruhi pilihannya," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya di Hotel Sofyan, Cikini, Jakarta Pusat, Senin, (8/7/2014).
Angka 24 persen tersebut, kata Yunarto, cukup mempengaruhi perolehan suara pasangan capres dan cawapres yang diusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura dan PKPI itu.
"Kalau kita lihat isu-isu seperti Jokowi nonmuslim, 24 persen menyatakan terpengaruh, itu angka yang cukup besar. Fenomena black campaign dalam pilpres 2014, itu faktor negatif yang terjadi pada pemilih yang saya katakan paling partisipatif ini. Itu harus jadi pelajaran ke depan," ucapnya.
Dari seluruh ‎bentuk tudingan kampanye hitam yang diarahkan kepada Jokowi, Yunarto menyebut tudingan bahwa Jokowi bukan muslim paling banyak mempengaruhi para pemilih Jokowi-JK.
"Kampanye hitam yang mengatakan Jokowi nonmuslim dapat mempengaruhi responden yang memilih Jokowi 52,2 persen. Sedangkan responden yang percaya terhadap tudingan tersebut sebanyak 15,3 persen‎," ucapnya.
Selain tudungan nonmuslim, tudingan Jokowi merupakan capres yang didanai pengusaha-pengusaha Tiongkok diketahui oleh para pemilih Jokowi sebanyak 45,5 persen. Sedangkan masyarakat yang mengetahui kampanye hitam terkait dugaan keterlibatan Jokowi dalam korupsi bus Transjakarta sebesar 35,2 persen.
"Atas dua tudingan tersebut, masyarakat yang percaya Jokowi didanai oleh pengusaha Cina sebesar 17,2 persen, sedangkan responden yang termakan isu Jokowi terlibat korupsi Transjakarta sebesar 12,8 persen," ucapnya.
Survei ini dilakukan Charta Politika dengan melibatkan 1.200 orang responden. Margin error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Metode survei wawancara tatap muka langsung. Â
Sampel sepenuhnya dipilih secara acak dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat, dan memperhatikan karakter urban dan proporsi antara jumlah sampel dan jumlah pemilih di setiap provinsi. (Yus)