Sukses

Survei: 4 Partai Tak Solid Dukung Prabowo-Hatta

Perpecahan terjadi di kubu Partai Demokrat, PAN, PPP, dan Golkar. Mengapa?

Liputan6.com, Jakarta - Survei Charta Politika menyebutkan dua pasangan capres-cawapres akan bersaing ketat pada Pilpres 9 Juli 2014. Namun pada kubu Prabowo-Hatta, partai-partai yang mengusung pasangan nomor urut I itu dinilai ‎tak cukup solid.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyebut, masing-masing suaranya terpecah dan tidak bulat mendukung Prabowo-Hatta pada tiap partai koalisi.

‎"Perpecahan terjadi di kubu Partai Demokrat, PAN, PPP. Bahkan dalam survei kami yang paling mengejutkan itu ada di PAN, sebanyak 57,3 persen pemilih PAN memilih Prabowo-Hatta dan 41,7 persen memilih Jokowi-JK. Padahal cawapres Prabowo, yaitu Hatta Rajasa merupakan ketua umum PAN, " ujar Yunarto di Hotel Sofyan Betawi, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2014).

Yunarto memperkirakan, pecahnya suara PAN lantaran pengaruh beberapa tokoh Muhammadiyah, seperti Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif dan mantan ketua PAN Sutrisno Bachir yang memberikan dukungan pasangan Jokowi-JK. Selain itu, beberapa tokoh Muhammadiyah di daerah juga mendukung Jokowi-JK.

"Pengaruh Muhammadiyah di PAN cukup besar, karena partai ini memang didirikan tokoh Muhammadiyah. ‎Suara Muhammadiyah yang terpecah sehingga dukungan PAN tidak solid,‎" kata Yunarto.

Selain PAN, partai pengusung Prabowo-Hatta yang pecah dukungan adalah Partai Golkar. Penyebabnya, kata Yunarto lantaran sosok Jusuf Kalla yang menjadi cawapres Jokowi. Ia menyebutkan berdasarkan survei yang dilakukan olehnya, 57 persen pemilih Golkar akan memilih Prabowo-Hatta, sedangkan sebanyak 42,2 persen memilih Jokowi-JK.

"Tidak bisa dipungkiri, JK mempunyai ketokohan yang kuat. Dia pernah menjadi ketua Partai Golkar, pernah menjadi cawapres, dia salah satu tokoh sentral di Golkar. Sehingga wajar bila ada sebagian dari kader Golkar yang menyeberang mendukung Jokowi-JK," ucapnya.

Suara terpecah lainnya yaitu Partai Demokrat. Yunarto menyebutkan sebanyak 53,7 persen pemilih Partai Demokrat memilih Prabowo-Hatta, dan 43,7 persen memilih Jokowi-JK. Pecahnya suara Demokrat karena gagalnya partai itu memajukan kadernya maupun peserta konvensi sebagai capres maupun cawapres.

Selain Partai Demokrat, suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga terpecah. Partai yang sempat mengalami konflik usai Pileg itu berdasarkan survei Charta Politika tampak imbang, baik itu yang mendukung Prabowo-Hatta maupun Jokowi -JK.

"Selisihnya tipis sekali, walaupun SDA sudah menyatakan deklarasi kepada Prabowo-Hatta. Yang mendukung Prabowo-Hatta yakni hanya sebesar 47,9 persen sementara untuk Jokowi-JK sebesar 46,5 persen," jelas dia.

Dukungan cukup solid, kata Yunarto hanya didapatkan pasangan Prabowo-Hatta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Berdasarkan surveinya, PKS sepenuhnya mendukung Prabowo-Hatta sebesar 70,7 persen sedangkan yang memilih Jokowi-JK hanya 20,2 persen," ucapnya.

Survei yang dilakukan Charta Politika dilakukan dengan ju‎mlah responden sebanyak 1.200 orang dengan margin error sebesar kurang lebih 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Data yang didapat dari responden dilakukan melalui metode wawancara tatap muka langsung.  Sampel dipilih sepenuhnya secara acak dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat, dengan memperhatikan karakter urban dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi.

Video Terkini