Liputan6.com, Palembang - Kendati sosialisasi calon presiden dan calon wakil presiden dan cara pencoblosan sudah digencarkan dilakukan ke masyarakat, namun masih banyak saja warga Palembang, Sumatera Selatan yang memilih untuk tidak menyalurkan hak suaranya alias golongan putih (golput).
Berbagai alasan kenapa warga memilih golput. Mulai dari tidak adanya capres yang pantas dipilih sampai sistem Pemilihan Umum yang dianggap hanya menghamburkan uang negara saja.
Efri Wahyudi misalnya. Warga KM 12 Palembang ini memilih golput pada Pilpres 9 Juli 2014 meskipun letak TPS tak jauh dari rumahnya.
"Saya tidak mencoblos hari ini, karena saya merasa para capres tersebut tidak ada yang pantas memimpin Indonesia," ucap dia kepada Liputan6.com di Palembang, Sumsel, Rabu (9/7/2014).
Lain lagi dengan Harri, warga jalan Bambang Utoyo Palembang ini beralasan golput karena tidak percaya dengan sistem Pemilu yang dinilainya kedaluwarsa.
"Jadi seperti candu saja, tiap 5 tahun negara buang uang sebanyak itu atas nama demokrasi yang tidak penting. Ujung-ujungnya cuma untuk kaum kapitalis saja," cetus dia.
Harri golput dengan tidak memakai hak suaranya. Ada juga warga yang golput dengan tetap ke TPS tapi merusak surat suaranya agar tidak digunakan orang lain.
Dani, seorang mahasiswa Universitas Bina Darma (UBD) Palembang, mengatakan golput karena tak tertarik untuk mencoblos. "Nggak nyoblos, tidak tertarik untuk nyoblos," ujar dia.
Sementara Tasma, warga Perumnas Palembang, mengungkapkan golput sebab tak suka dengan sosok Prabowo Subianto karena kasus HAM yang masih mengganjal capres nomor urut 1 itu.
"Saya tidak suka dengan Prabowo, tapi bukan berarti saya pendukung Jokowi. Jadi lebih baik saya golput saja daripada saya nanti bingung di TPS mau nyoblos siapa?" jelas Tasma. (Sss)
Berbagai Alasan Warga Tetap Pilih Golput
Lain lagi dengan Harri, warga jalan Bambang Utoyo Palembang ini beralasan golput karena tidak percaya dengan sistem Pemilu.
Advertisement