Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat atau quick count terhadap Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 ini. Terkait itu, Ratu Tatu Chasanah yang juga adik mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah itu buka suara.
Menurut Ketua DPD Partai Golkar Banten itu, hasil quick count yang berbeda-beda dalam Pemilihan Presiden 2014 memang membuat masyarakat jadi bingung. Untuk itu, Tatu menyarankan agar masyarakat menunggu hasil Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kita tunggu KPU ya lah yang pastinya," kata Tatu di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Advertisement
Lebih jauh Tatu menambahkan, hasil quick count juga berpotensi menimbulkan kekacauan. Mengingat, kedua kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla saling klaim telah unggul dalam jumlah suara.
Untuk itu, Tatu meminta kedua kubu harus saling menahan diri. Sehingga tidak sampai menimbulkan kejadian-kejadian yang tak diinginkan.
"Mungkin harus kedua belah pihak menahan diri jangan sampai memicu jadi ribut," ‎pungkas Tatu.
Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah menyatakan telah mendesak seluruh lembaga survei yang mempublikasikan hitung cepat Pilpres untuk menginformasikan dengan jelas sumber dana dan metodologi yang digunakan ke masyarakat. Hal itu merujuk pada peraturan KPU Nomor 24 Tahun 2013.
"Para lembaga survei itu juga harus menjelaskan dan menyatakan ke masyarakat bahwa hasil hitung cepat itu bukan hasil resmi Pilpres," kata Ferry di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.
Ferry berharap, kisruh yang terjadi saat ini tak sampai mengganggu rekapitulasi perhitungan suara yang dilakukan KPU dari tingkat kelurahan hingga pusat. Untuk itu, Ferry mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk bekerja sama mengawal jalannya rekapitulasi perhitungan suara. (Sss)