Sukses

Golkar Bakal Merapat ke Jokowi-JK?

Dalam sejarahnya, Partai Golkar tidak pernah menjadi partai oposisi.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sejarahnya, Partai Golkar tidak pernah menjadi partai oposisi. Golkar selalu berada di dalam pemerintahan. Hal itu pula yang menjadi faktor kemungkinan berpindahnya partai beringin itu ke pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Juru bicara Poros Muda Indonesia yang juga politisi Golkar, Andi Sinulingga mengatakan, besar kemungkinan Golkar akan mengalihkan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK, jika hasil resmi pilpres yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan pasangan itu menang.

"Bagi Partai Golkar, yang terpenting adalah semangat melakukan pembangunan, dan mewujudkan cita-cita pendiri bangsa. Itu yang paling penting," kata Andi di Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Dia juga menanggapi apa yang disampaikan Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya, yang mengatakan partainya akan meninggalkan Koalisi Merah Putih bila Prabowo-Hatta kurang beruntung pada Pilpres 2014.

"Mungkin Tantowi sedang gelisah. Tapi eksistensi Golkar memang diabdikan sebesar-besarnya untuk negara," ujarnya.

Salah satu pendiri Poros Muda Indonesia yang juga Kabalitbang Golkar, Indra J Piliang juga membenarkan hal tersebut. Ia menegaskan, Golkar perlu masuk dalam pemerintahan.

"Kita punya visi negara kesejahteraan 2045, maka kita perlu kekuasaan. Itu semua tidak mungkin bisa jalan tanpa bergabung dengan pemerintah yang terpilih," ujarnya.

Selain itu, kata Indra, masuknya Gokar tentu akan menambah kekuatan koalisi yang mengusung Jokowi-JK di parlemen. Sebab, terbukti koalisi tersebut tidak dapat banyak bicara untuk mencegah perubahan Undang-undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).

"Koalisi PDIP tidak cukup kuat untuk pemerintahan Jokowi-JK. Maka perlu dukungan Golkar, dan ini bukan hal yang memalukan," tandas Indra. (Ado)