Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Sunariyah, Taufiqurrohman, Widji Ananta, Silvanus Alvin
Lantunan ayat suci terdengar dari Rumah Polonia. Terlihat sejumlah orang, termasuk anak yatim piatu, membaca Al Quran bersama-sama.
Baca Juga
"Mudah-mudahan ini salah satu kekuatan moral bagi Prabowo-Hatta, kalau ada orang yang berniat jahat bisa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT," kata tim kampanye nasional capres dan cawapres Prabowo-Hatta Ali Mochtar Ngabalin di Rumah Polonia, Jakarta, Senin (21/7/2014).
Advertisement
Menurut Ali, tadarus Al Quran yang dilanjutkan dengan tarawih bersama di markas pemenangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa itu bukanlah yang pertama. Kegiatan ini sudah diadakan sejak beberapa hari menjelang pengumuman hasil pemilu presiden 2014.
"Ada yang berzikir dan baca Al Quran. Kita juga meminta doa untuk kelancaran Prabowo-Hatta," ujar politisi Partai Golkar itu.
Doa bersama untuk meminta pertolongan Allah, wajar saja dilakukan kubu Prabowo-Hatta. Mengingat beberapa hari terakhir menjelang pengumuman resmi hasil Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), kondisi perpolitikan di tanah air masih berada di titik yang paling tegang.
Banyak yang menyebut perolehan suara kubu Prabowo-Hatta kalah besar dibanding perolehan suara rivalnya, pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla. Kekalahan itu bahkan secara tidak langsung telah diungkapkan politisi muda Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais.
Dalam keterangan tertulis yang dikirim ke Liputan6.com, Minggu 20 Juli 2014, putra pendiri PAN Amien Rais itu, menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi-JK.
"Sebagai generasi muda Partai Amanat Nasional, kami mengucapkan selamat kepada Bapak Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang akan memegang tampuk kepemimpinan nasional dalam waktu 5 tahun mendatang," ucap Hanafi
Berdasarkan hasil rekapitulasi 15 provinsi di KPU, perolehan suara Prabowo-Hatta, sempat mengungguli perolehan suara Jokowi-JK. Hingga Senin (21/7/2014) pagi, Prabowo-Hatta masih memimpin dengan memperoleh 13.176.384 suara dan Jokowi-JK 12.249.515 suara. Ada selisih 926.869 suara.
"Sampai sejauh ini, para saksi aktif berpartisipasi. Begitu juga Bawaslu, baik provinsi maupun pusat dan pelaksanaannya berjalan lancar," kata Ketua KPU Husni Kamil Manik di Gedung KPU, Jakarta.
Seiring bertambahnya waktu dan jumlah provinsi yang sudah direkapitulasi, kubu Jokowi-JK mulai mengejar ketertinggalan mereka. Dalam hitungan jam, perolehan suara pasangan nomor urut 2 itu menyusul dan bahkan melebihi perolehan suara Prabowo-Hatta.
Berdasarkan hasil rekapitulasi suara di 22 provinsi, yang ditetapkan beberapa saat sebelum waktu berbuka puasa, Senin (21/7/2014), Jokowi-JK unggul dengan memperoleh 41.127.377 suara. Sementara Prabowo-Hatta mengumpulkan 38.892.978 suara. Selisih suara 2.234.399.
Hingga Senin malam pukul 21.00 WIB, KPU sudah merekapitulasi 22 provinsi yakni provinsi Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, DI Yogyakarta, Bengkulu, Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Bali, Riau, Maluku, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampung.
Selanjutnya baca: Menanti Ucapan Selamat
Menanti Ucapan Selamat
Menanti Ucapan Selamat
Dengan melajunya pasangan Jokowi-JK, banyak pihak memastikan kemenangan pasangan yang diusung PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI itu. Pasalnya beberapa provinsi yang menjadi lumbung suara Jokowi-JK, seperti Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara, belum direkapitulasi.
Jokowi-JK yakin hasil rekapitulasi akan memenangkan mereka sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014-2019. Keyakinan ini terungkap dari rencana pasangan ini untuk menggelar syukuran guna merayakan kemenangan tersebut.
"Kalau Jokowi-JK diumumkan sebagai pemenang, maka kami tidak melakukan perayaan kegembiraan yang berlebihan. Diimbau hanya berdoa mengucapkan syukur. Besok Jokowi-JK akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada rakyat dan pemilih,” ujar anggota Timses Jokowi-JK Pramono Anung. “Untuk tempatnya, besok baru akan disampaikan."
Politisi PDIP itu menjelaskan, di internal partainya sudah ada instruksi agar seluruh partai koalisi pendukung Jokowi-JK tidak larut dalam euforia kemenangan. Ada 2 instruksi tegas, yakni tidak turun ke jalan dan tidak membawa simbol partai.
Wakil Ketua DPR itu juga meminta agar kubu Prabowo-Hatta harus bersikap legowo bila Jokowi-JK yang jadi pemenang.
Guna menghindari terjadinya gesekan atau bentrok saat pengumuman hasil Pilpres, Jokowi jauh-jauh hari telah mengimbau seluruh pendukungnya untuk tidak melakukan pengerahan massa. Jokowi juga melarang semua pendukungnya mengenakan segala atribut yang menunjukkan mereka sebagai pendukung Jokowi-JK.
Mengacu pada UU Pilpres, KPU akan mengumumkan hasil pemilu presiden Selasa (22/7/2014). Komisioner KPU Arief Budiman mengatakan, pengumuman akan dilakukan Selasa 22 Juli 2014, pukul 16.00 WIB.
"Kalau sesuai jadwal, pukul 16.00 WIB sore besok sudah bisa diumumkan. Kalau jadwal kita seperti itu, bagaimana besok ya kita lihat perkembangan malam ini," kata Arief di kantor KPU. Dalam pengumuman nanti, ujar Arief, KPU mengundang 2 pasangan capres-cawapres.
Menyambut pengumuman besok, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan, jika pihak yang kalah berani mengucapkan selamat, derajat mereka akan mulia seperti yang menang.
“Mengakui kekalahan itu mulia. Mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah. Allah Maha Besar, saat kita kalah ya memang kalah, kemudian mengucapkan selamat pada yang berhasil, maka Allah SWT akan memberikan kemuliaan dan hal yang sama," kata SBY di Kantor Berita Antara, Jakarta, Senin (21/7/2014).
SBY juga menegaskan, ketegangan menunggu hasil Pilres 2014 hanya dirasakan sebagian kalangan. Sedangkan sebagian besar masyarakat Indonesia tetap merasakan kedamaian. "Besok saat KPU mengumumkan, kita melihat ada ketegangan. Namun rakyat Indonesia tidak tegang, masyarakat lebih sejuk, damai, menjalankan kehidupan yang normal," ucap SBY.
Pada kesempatan ini SBY juga mengatakan, jika ada perselisihan hasil pemilu, sebaiknya dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK). "Harus diputus secara transparan dan akuntabel. Saya senang kedua lembaga (KPU dan MK) itu berkomitmen agar semua hasilnya betul-betul menghadirkan kebenaran yang terjadi," ujar SBY.
Kendati banyak pihak dari kubunya mengungkapkan kemenangan Jokowi-JK, tapi hingga saat ini belum keluar sepatah kata pun dari Prabowo-Hatta mengenai hal ini. Malah sejumlah anggota timses Prabowo-Hatta mengancam akan mempidanakan KPU karena dinilai tak menghiraukan rekomendasi Bawaslu untuk melakukan pemeriksaan ulang dugaan pelanggaran Pilpres 9 Juli lalu.
Waktu terus berjalan. KPU terus berhitung merekapitulasi suara Pilpres. Siapa yang memenangkan Pilpres akan segera resmi terjawab. Dan presidennya adalah... tunggu saja dalam hitungan jam.
Advertisement