Sukses

SBY: Tahun 2004 Sulit Dapat Akses Transisi Pemerintahan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku pernah kesulitan mendapat akses transisi dari pemerintahan sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dalam waktu dekat akan melakukan peralihan atau transisi kekuasaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada presiden terpilih untuk periode 2014-2019.

Mengenai hal ini, SBY berjanji akan pro-aktif memberikan akses kepada presiden yang akan berkuasa pada pemerintahan selanjutnya. Meski saat pertama kali terpilih sebagai presiden pada tahun 2004, SBY mengaku kesulitan mendapat akses dari pemerintahan sebelumnya.

"Saya ingat tahun 2004 tidak terjadi transisi, bahkan kita sulit dapat akses transisi. Sehingga kita akan ubah tradisi politik ini. Sehingga baik untuk presiden yang akan datang dan juga baik untuk rakyat Indonesia," ujar SBY di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/8/2014).

Namun mengenai transisi kekuasaan ini SBY meminta semua pihak untuk bersabar. Sebab, presiden dan wakil presiden terpilih baru ditetapkan setelah terbit hasil keputusan gugatan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK) yang diajukan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Ide semacam transisi, hand over atau pengalihan kekuasaan dari presiden lama ke presiden baru atau pemerintahan lama ke pemerintahan baru, itu ide saya beberapa bulan lalu. Karena itu bagus sekali timing-nya," kata SBY.

"Tapi sabar dulu sampai MK tetapkan secara resmi siapa presiden dan wakil presiden terpilih. Segera setelah itu, saya akan pro-aktif untuk berkomunikasi dengan presiden dan wakil presiden terpilih karena itu ide dan pikiran saya, sehingga transisinya bagus," pungkas SBY. (Mut)

Baca juga:

Jokowi Tunjuk Eks Menperindag Rini Soewandi Jadi Ketua Tim Transisi
Jokowi Resmikan Kantor Transisi
JK: Pembahasan Kabinet Setelah Putusan MK