Sukses

Tak Libatkan PKB, Hanura, dan PKPI, Rumah Transisi Eksklusif?

Senin 4 Agustus 2014 lalu, presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi membentuk Rumah Transisi.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi membentuk Rumah Transisi. Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong Rini Mariani Soemarno dipilih sebagai ketua Tim Transisi.

Rini ditemani 4 deputi,  yakni Andi Widjajanto, Anies Baswedan, dan 2 orang dari Partai Politik. Keduanya adalah Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dan Ketua DPP Nasdem Akbar Faizal.

Namun dari 5 partai politik pendukung Jokowi, hanya 2 partai bergabung ke dalam Tim Transisi. Sementara 3 partai lainnya, PKB, Partai Hanura, dan PKPI tidak diikutsertakan dalam tim. Hal inilah yang menimbulkan kesan jika Rumah Transisi eksklusif. Karena tak semua partai koalisi diajak serta.

"Saya kira komposisinya terlalu eksklusif, seharusnya tim transisi ini diisi oleh orang yang memberikan kontribusi kepada Jokowi dan isinya lebih beragam," ujar pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatulloh Zakki Mubarok di Jakarta, Rabu (6/8/2014).

"Mengapa PKB, Hanura, dan PKPI tidak dilibatkan? Pak Jokowi harus menjelaskan itu, agar tidak terjadi kebuntuan komunikasi antar partai pendukung," imbuh dia.

Menurut Zaki, komposisi di Rumah Transisi ini bisa menjadi konflik yang baru di antara partai pendukung Jokowi. Sebab, bisa saja lahir kecemburuan.

"Bisa menimbulkan kecemburuan, karena seharusnya Pak Jokowi bisa merekrut tim yang beragam dan bisa memberikan sumbangan pemikiran yang lebih luas," ujar dia.

Zaki menambahkan, maksud Jokowi membentuk tim transisi ini sudah baik. Namun, pola perekrutan yang dilakukan masih kurang taktis.

"Harus ada penghargaan secara psikologis kepada partai pendukung, karena setiap partai pasti mempunyai ahli di bidang-bidang tertentu," tandas Zaki. (Yus)