Liputan6.com, Jakarta - Joko Widodo atau Jokowi dikenal dengan gayanya yang gemar blusukan untuk mengetahui masalah di masyarakat. Hal itu sudah dilakukannya sejak menjadi Walikota Solo dan dilakukan kembali saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Kini, ketika ia menjadi presiden terpilih, blusukan tidak akan ditinggalkan. Namun, Jokowi menyadari tidak mungkin untuk blusukan keliling Indonesia. Oleh karena itu, ia membuat gebrakan baru dengan menghadirkan e-Blusukan.
"Bicara mengenai nanti sosmed untuk menjelaskan program kita pada masyarakat, tadi juga dibicarakan mengenai e-Blus," ujar Jokowi di Rumah Transisi, Jakarta, Kamis 7 Agustus 2014.
Program itu masih akan terus dibahas. Jokowi pun menerima kedatangan para pegiat media sosial untuk menciptakan program blusukan ini.
"E-Blusukan, kira-kira itu. Saya kalau blusukan ke seluruh provinsi kabupaten dan kota kan tidak memungkinkan. Kira-kira begitu, masih dalam penggodokan, pengolahan," imbuhnya.
Untuk bentuk programnya, Jokowi masih belum tahu. Bisa saja program blusukan itu seperti konferensi video. Yang pasti, Jokowi ingin bisa mendengar masukan dari seluruh rakyat Indonesia.
"Ya, medsos nanti akan betul-betul kita gunakan untuk mendengarkan suara rakyat, tidak harus ketemu langsung, bisa lewat Twitter dan Facebook," tegas Jokowi.
Jokowi menambahkan meski program e-Blusukan sudah ada, blusukan secara langsung tetap akan dilakukan. Jokowi sadar aplikasi tersebut hanya menjangkau kalangan menengah ke atas.
"Ya, untuk anak-anak muda mungkin bisa, kota-kota mungkin bisa, di desa kita (blusukan) langsung," tandas Jokowi.
E-Blusukan, Mendengar Keluhan Warga di Media Sosial ala Jokowi
Ketika menjadi presiden, blusukan tidak akan ditinggalkan. Namun, Jokowi menyadari tidak mungkin untuk blusukan keliling Indonesia.
Advertisement