Liputan6.com, Jakarta - Saksi dari Kubu Prabowo-Hatta asal Papua, Novela Nawipa menjadi terkenal lantaran membuat suasana sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) yang tegang menjadi cair. Terlebih, Novela dianggap tegas lantaran tidak mau mengungkap apa yang terjadi di luar TPS-nya.
Bahkan, sang capres Prabowo Subianto memuji sikap Novela. Caleg DPRD Kabupaten Paniai, Papua, dari Partai Gerindra itu dianggap Prabowo sebagai pemberani.
"Luar biasa saudari @Novela_Nawipa. Saya salut akan sikap saudari yang berani, jujur, tanpa pamrih dalam membela keadilan dan kebenaran," ungkap Prabowo dalam akun twitter-nya @Prabowo08.
Selain Prabowo, anggota Tim Perjuangan Merah Putih Untuk Kebenaran dan Keadilan Marwah Daud Ibrahim juga menyatakan apresiasi setinggi-tingginya atas kesaksian Novela. "Novela datang jauh-jauh dari ujung timur Indonesia untuk menyampaikan kebenaran tanpa rasa takut pada siapapun kecuali pada Tuhan. Hal ini sungguh menggugah hati nurani," ungkapnya di Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Adanya kesaksian seperti yang diungkapkan Novela, sambung Marwah, semakin menguatkan fakta bahwa telah terjadi kecurangan yang masif, terstruktur, dan sistematis dalam pelaksanaan Pilpres 2014. "Sejak awal kami telah menyatakan bahwa tujuan utama dari pengajuan gugatan ke MK ini bukan untuk memenangkan salah satu pihak, namun demi terwujudnya demokrasi yang lebih baik dengan kedaulatan yang benar-benar berada ditangan rakyat," tukas Marwah.
Kuasa Hukum Prabowo-Hatta Habiburokhman mengakui, Novela Nawipa adalah saksi pasangan Prabowo -Hatta yang juga merupakan calon legislator dari Partai Gerindra untuk daerah pemilihan Kabupaten Painai, Papua. Novela juga merupakan Ketua DPC Partai Gerindra.Â
Advertisement
Namun, menurut Habiburokhman hal itu bukanlah masalah yang berarti. "Bener caleg, tapi apa masalahnya? Itu Taufik Basari juga caleg dari Nasdem," ujar Habiburokhman saat ditemui di gedung MK, Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Habiburokhman pun heran dengan ramainya pemberitaan terkait status Novela sebagai caleg, maupun Ketua Dewan Pengurus Cabang Gerindra Kabupaten Paniai. Padahal menurutnya, status saksi merupakan mandat partai.
Karena itu, Habiburokhman menilai hal ini sebagai tindakan yang kurang fair. Karena terkesan memojokkan pihaknya. "Saya juga aneh dengan orang yang mempermasalahkan Novela saksi. Saksi KPU kan dari KPU."
Â
Kesaksian Novela
Kesaksian Novela
Sebelumnya, sidang di MK yang biasanya tegang, dibuat cair oleh saksi bernama Novela Nawipa saat ditanya Ketua Majelis Hakim Hamdan Zoelva, perihal proses pemilihan Presiden 2014.
"Tidak ada aktivitas pemilihan, di kampung kami tidak ada di kampung Rawa Butu, tidak ada TPS," kata Novela Selasa 12 Agustus kemarin.
Kemudian Hamdan kembali bertanya tentang keberadaan saksi pasangan nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di daerah tersebut. "Tidak tahu, saya tidak tahu saksi lain, tidak ada petugas (KPPS). Kami ini di gunung kenapa tidak ada sosialisasi. Tanya saja ke penyelenggara, jangan tanya saya, tanya penyelenggara," ujar Novela dengan nada tinggi.
Mendengar hal itu, sontak pengunjung sidang dan Hamdan tertawa. Hamdan pun mengingatkan Novela untuk menjawab pertanyaan dan tidak berbicara melebar.
Lalu Hakim Konstitusi Arief Hidayat bertanya kepada Novela, perihal rekapitulasi untuk tingkat distrik. "Berapa jarak tempat tinggal saudara dengan TPS, jauh tidak?" tanya Arief.
"Dekat Pak, 300 kilometer, eh 30 meter, 300 meter Pak. Maaf saya manusia bisa salah," kata Novela.
Dengan nada bergurau, Arief mengatakan tidak bisa konsentrasi bila terus bertanya kepada Novela. "Bisa kacau saya lama-lama sama saudara," ujar Arief menaggapi jawaban Novela.
"Kalau bapak kacau, saya lebih kacau lagi," jawab Novela.
Para pengunjung sidang dan hakim Arief pun kembali tertawa mendengar keterangan dari saksi pasangan Prabowo-Hatta itu.
Advertisement