Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Political Communication (Polcom) Institute Heri Budianto memberikan peringatan pada Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi. Ia memprediksi parlemen mendatang, dapat mengancam kebijakan Jokowi, apalagi bila posisi Ketua DPR dikuasai Koalisi Merah Putih, yang notabene pendukung Prabowo.
"Menurut saya konstelasi politik akan semakin berat kalau dilihat dari realitas koalisi. Koalisi Jokowi-JK menjadi tidak mudah, mulai dari pemilihan Ketua MPR dan DPR. Itulah titik awal pertarungan politik sesungguhnya," ungkap Heri di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (18/8/2014).
"Kalau Koalisi Merah Putih bisa meraih Ketua DPR akan jadi hambatan terbesar Jokowi-JK. Mereka bisa saja terancam di pemerintahan," tambahnya.
Pengamat politik dari Universitas Mercubuana itu mencontohkan kejatuhan yang dialami Presiden Gus Dur. Heri menuturkan Gus Dur jatuh karena tak mendapat dukungan dari parlemen. Karena itu, Heri menganjurkan agar Jokowi mampu merangkul semua partai politik.
"Banyak partai yang merasa ditinggalkan dengan adanya rumah transisi, PKB merasa ini tidak aspiratif, tidak betul itu tak ada bagi-bagi jabatan, tapi itu ada kompensasi politik," ungkapnya.
"Jokowi-JK harus waspada, dan parlemen di Senayan itu berbeda dengan parlemen di Kebon Sirih," tegas Heri.
Heri menambahkan untuk pemerintahan Jokowi yang aman di masa mendatang, perlu mempertahankan partai koalisi rampingnya dan ditambah 1 partai lagi. "Kalau ada satu partai keluar dan masuk barisan Jokowi-JK, pemerintahan akan aman-aman saja. Tentus semua ini tergantung dengan putusan MK," tandas Heri.
Jokowi-JK Harus Mewaspadai Hal Ini
Parlemen mendatang diprediski mengancam kebijakan Jokowi, terlebih bila posisi Ketua DPR dikuasai Koalisi Merah Putih.
Advertisement